Bisnis.com, JAKARTA -- Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan bahwa pagi ini, Kamis (11/4/2019) pasar obligasi masih akan mengalami penurunan harga hingga batas support terdekat, karena support inilah yang akan menjadi bantalan untuk harga obligasi mengalami kenaikan.
Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, mengatakan bahwa pada akhirnya pasar obligasi terus melemah. Pelan tapi pasti, pelemahan harga obligasi masih terus berlanjut.
Hal inilah yang telah lama dinantikan, karena pekan ini merupakan pekan terakhir sebelum memasuki pemilu minggu depan yang memberikan potensi adanya kenaikkan harga obligasi. Tidak hanya obligasi, tetapi juga saham pasti akan bereaksi juga.
Kemarin, imbal hasil obligasi Indonesia 10 tahun ditutup naik dari sebelumnya 7,65% menjadi 7,67%. Imbal hasil obligasi Indonesia 20 tahun ditutup naik dari sebelumnya 8,20% menjadi 8,22%. Rupiah ditutup menguat dari sebelumnya di 14.133 menjadi 14.153.
Nico mengatakan, cukup banyak sentimen bagi pasar obligasi pagi ini. Sentimen pertama dimulai dari pertemuan Bank Sentral Eropa.
Sentimen lainnya yakni risalah The Fed. Tampaknya The Fed juga menghadapi beberapa ketidakpastian, mulai dari pertimbangan proses keluarnya Brexit, hingga perlambatan pertumbuhan ekonomi yang lebih dalam yang terdapat di Eropa dan China.
The Fed memperkirakan juga tidak ada kenaikan suku bunga The Fed untuk tahun 2019. Hal ini semakin menguatkan bahwa meskipun Fed Plot ada potensi untuk mengalami kenaikkan sebanyak 1x, tetapi kali ini The Fed tampaknya lebih dovish.
Meskipun demikian, The Fed tetap berpandangan positif secara luas, karena The Fed mengharapkan kegiatan ekonomi untuk terus berkembang, pasar tenaga kerja tetap kuat, dan inflasi dekat dengan 2%.
Sentimen terakhir hari ini datang dari Steve Mnuchin, Menteri Keuangan AS, yang mengatakan bahwa Amerika dan China telah sepakat untuk membuka kantor penegakan hukum sebagai salah satu cara untuk memastikan bahwa masing masing pihak memenuhi ketentuan kesepakatan perdagangan yang masih dalam negosiasi.
Hal inilah yang dilihat sebagai keseriusan kedua belah pihak untuk dapat menyelesaikan masalah ini.
"Kami melihat, meskipun ada aura dovish, tapi berita hari ini masih menunjukkan masa depan yang cukup optimis. Kami masih merekomendasikan jual hari ini," katanya dalam riset harian, Kamis (11/4/2019).