Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham global menjauh dari level tertingginya dalam enam bulan pada perdagangan sore ini, Kamis (11/4/2019), saat investor mencermati tanda-tanda peringatan seputar pertumbuhan yang disampaikan sejumlah bank sentral.
Berdasarkan data Reuters, indeks MSCI world equity (yang melacak pergerakan saham di 47 negara) turun 0,1% dari level tertingginya dalam enam bulan yang mampu dibukukan pada awal pekan ini.
Sementara itu, bursa saham Eropa dibuka lesu, mengekor penurunan bursa saham Asia. Bursa Eropa turun 0,4%, dengan indeks saham di London dan Frankfurt beringsut turun.
Ekuitas dan aset berisiko lainnya telah bergejolak tahun ini, sementara obligasi mampu menguat karena kekhawatiran resesi di Amerika Serikat (AS) dan risiko perlambatan yang lebih tajam di negara-negara besar lainnya termasuk zona euro.
Dengan latar belakang tersebut, banyak bank sentral telah mengambil kebijakan dovish, menjauh dari langkah penaikan suku bunga.
Bank Sentral AS Federal Reserve kemungkinan akan mempertahankan suku bunga acuannya tahun ini, seperti yang ditunjukkan dalam risalah pertemuan kebijakannya bulan lalu, mengingat risiko bagi ekonomi AS akibat kondisi keuangan dan kebijakan proteksionisme.
Sementara itu, Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) mempertahankan kebijakan longgarnya dalam pertemuan yang berakhir Rabu (10/4/2019).
Langkah ini menyoroti ancaman yang dihadapi pertumbuhan global serta meningkatkan prospek lebih banyak dukungan ke dalam ekonomi zona euro yang tengah bergulat.
Menambah sentimen negatif soal perdagangan adalah ancaman tarif Presiden AS Donald Trump terhadap Uni Eropa, ketika konflik perdagangan AS-China masih berkecamuk.
Pada Selasa (9/4), Trump mengancam akan mengenakan tarif terhadap produk-produk UE senilai US$11 miliar di tengah perselisihan AS-UE mengenai subsidi pesawat.
Kedua belah pihak telah terlibat sengketa perdagangan global selama bertahun-tahun terkait saling klaim subsidi ilegal bagi pengembangan Airbus yang berbasis di Belanda dan Boeing yang berbasis di AS.
Pada Selasa pula, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global dan mengatakan bahwa penurunan tajam dapat mengharuskan para pemimpin dunia untuk mengoordinasikan langkah-langkah stimulus.
“Kami memperkirakan pertumbuhan AS akan menjadi relatif kurang bergairah tahun ini dibandingkan dengan apa yang dilihat tahun lalu, dan pertumbuhan AS mungkin akan kehilangan momentum lebih lanjut saat kita menuju akhir tahun ini,” ujar Chris Scicluna, kepala riset ekonomi di Daiwa Capital Markets.