Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi atau Prabowo Presiden, Saham Sektor Ini Tetap Juara

Pelaku pasar modal mungkin cenderung bersikap wait and see menjelang perhelatan Pilpres 2019 pada 17 April mendatang. Tapi siapapun Presiden Indonesia terpilih nanti, ada sektor yang bisa menjadi juara.
Jemmy Paul, CEO PT Sucorinvest Asset Management/Istimewa
Jemmy Paul, CEO PT Sucorinvest Asset Management/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku pasar modal mungkin cenderung bersikap wait and see menjelang perhelatan Pilpres 2019 pada 17 April mendatang. Tapi siapapun Presiden Indonesia terpilih nanti, ada sektor yang bisa menjadi juara.

Menurut Jemmy Paul, CEO PT Sucorinvest Asset Management, pengembangan infrastuktur di Indonesia akan terus berlanjut terlepas dari hasil pilpres 17 April. Beberapa di antaranya yang masuk dalam akumulasinya adalah saham konstruksi dan bank.

Ia bertahan pada pandangannya itu bahkan setelah penantang petahana Presiden Joko Widodo (Jokowi), Prabowo Subianto, mengatakan kepada Kompas.com dalam sebuah laporan pekan ini bahwa pemerintahannya akan meninjau proyek-proyek infrastruktur dan mungkin membatalkan beberapa di antaranya.

“Bahkan jika Prabowo memenangkan pilpres, pemerintahannya akan harus menghadapi kenyataan bahwa negara ini perlu mengembangkan infrastruktur secara besar-besaran,” ujar Paul dalam sebuah wawancara pada Rabu (10/4/2019), seperti dilansir Bloomberg.

“Dia mungkin membatalkan beberapa [proyek], tetapi pada akhirnya dia harus memulai proyek-proyek baru yang akan melebihi jumlah yang dibatalkannya,” lanjut Paul.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks saham sektor konstruksi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menanjak lebih dari 7 persen sepanjang tahun ini.

Sub indeks sektor ini bahkan menyentuh level tertingginya sejak April 2018 pada Selasa (9/4/2019) dan membukukan kinerja terbaik di antara sektor-sektor selama sebulan terakhir.

Perusahaan-perusahaan konstruksi juga memiliki aset yang berkembang yakni uang tunai. Perusahaan-perusahaan besar di sektor ini mencatat operating cash flow (arus kas operasional) positif pertamanya tahun lalu.

Menurut Andrey Wijaya, seorang analis di PT RHB Sekuritas Indonesia, tekanan yang menurun pada neraca keuangan dapat memungkinkan perusahaan-perusahaan tersebut untuk mengerjakan proyek-proyek yang lebih besar ke depannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper