Bisnis.com, JAKARTA - Harga seng kembali terkoreksi seiring dengan kekhawatiran pasar bahwa pabrik peleburan logam dapat meningkatkan pasokan di tengah lonjakan biaya perawatan tambang.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (8/4/2019), harga seng di bursa London ditutup melemah 0,55% menjadi US$2.906 per ton. Harga seng turun, sedangkan tembaga dan logam dasar lainnya naik seiring dengan indeks dolar menurun.
Analis Konsultan Logam CRU di Beijing Dina Yu mengatakan bahwa pelaku pasar khawatir pasokan seng akan melonjak setelah pabrik peleburan dan penambang menyetujui kenaikan tajam dalam biaya perawatan dan pemurnian terbaru.
Untuk pabrik peleburan China, biaya tersebut naik menjadi 6.350 yuan per ton dari biaya sebelumnya sebesar 3.500 yuan per ton pada awal 2018. Oleh karena itu, diprediksi pabrik peleburan China akan menghasilkan laba sebanyak 3.000 yuan per ton, menjadi rekor tertinggi.
"Keuntungan saat ini untuk smelter sangat tinggi. Ini akan mendorong pabrik peleburan untuk meningkatkan tingkat produksi atau pemanfaatannya," ujar Dina seperti dikutip dari Reuters, Selasa (9/4/2019).
Di sisi lain, pasar logam dasar secara keseluruhan diperdagangkan lebih tinggi setelah indeks dolar jatur untuk hari kedua terhadap sekeranjang mata uang mayor.
Logam dasar dalam denominasi dolar cenderung naik karena lebih murah bagi pembeli yang membayar dalam mata uang lain. Tembaga di bursa London berhasil menguat 1,16% menjadi US$6.475 per ton, dan nikel juga berhasil menguat 0,85% menjadi US$13.182 per ton.
Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan mata uang mayor bergerak melemah 0,14% menjadi 96,91.