Bisnis.com,JAKARTA — Progres pengerjaan kereta cepat Jakarta—Bandung diklaim akan makin terakselerasi setelah selesainya proses perakitan mesin tunnel boring machine (TBM) atau alat bor raksasa yang akan dioperasikan untuk menembus lapisan tanah di bawah tol Cikampek.
Dalam siaran pers, Rabu (27/3/2019), Manajemen PT Kereta Cepat Indonesia China mengungkapkan proses perakitan mesin tunnel boring machine (TBM), yang didatangkan dari Shanghai, China, telah selesai. Alat bor itu segera dioperasikan menembus lapisan tanah di bawah tol Cikampek mulai KM3+300 dari arah Jakarta.
Alat tersebut memiliki bobot 3.649 ton dengan diameter 13,19 meter dan panjang 105 meter. Sebelumnya, peralatan sejenis dengan diamater 6,64 meter dan panjang 90 meter telah menghubungkan jalur bawah tanah MRT Jakarta Fase I yang telah beroperasi.
TBM akan beroperasi di daerah Halim dengan menggunakan metode shield tunneling untuk pengerjaan konstruksi terowongan sepanjang 1.885 meter. Tujuannya, untuk menjaga standar keamanan dalam pembuatan terowongan yang akan melintang di bawah jalan tol Cikampek, KM3+600 sampai dengan KM5+800.
Direktur Utama Kereta Cepat Indonesia—China Chandra Dwiputra mengklaim penggunaan TBM tidak akan menghambat lalu lintas tol Jakarta—Cikampek. Pasalnya, metode yang digunakan memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi dibanding cara lainnya.
"Metode ini bekerja seperti cacing bawah tanah dimana selama proses pengeboran hampir tidak menimbulkan gangguan bagi aktivitas kendaraan atau masyarakat yang berlangsung diatasnya,” tulisnya dalam siaran pers, Rabu (27/3/2019).
Chandra mengatakan TBM akan bekerja secara intensif dengan standard pengoperasian selama 24 jam tanpa henti. Perseroan berkomitmen untuk menyelesaikan proyek kereta cepat Jakarta—Bandung dan dapat beroperasi pada 2021.
“Dengan teknologi TBM ini, maka proses pengeboran akan berlangsung dengan aman dan cepat,” jelasnya.