Bisnis.com, JAKARTA - Mayoritas harga komoditas logam dasar berjangka di bursa Shanghai memerah seiring dengan kekhawatiran pasar terkait dengan adanya potensi terjadi resesi di Amerika Serikat sehingga memberikan tekanan pada permintaan.
Analis Argonaut Securities Helen Lau mengatakan bahwa AS telah memberikan sinyal adanya resesi seiring dengan jarak antara imbal hasil obligasi pemerintah AS dengan tenor 3 bulan dan imbal hasil obligasi untuk tenor selama 10 tahun terjadi inversi untuk pertama kalinya sejak 2007.
Kurva hasil inversi tersebut sering kali dijadikan indikator utama terjadinya resesi. "Hal tersebut menunjukkan ke arah resesi sehingga pasar benar-benar prihatin dengan inversi ini. Tembaga sebagai proksi ekonomi pun terpengaruh. Itu mencerminkan bagaimana investor China mengerti tentang situasi pasar tembaga saat ini," ujar Helen seperti dikutip dari Reuters, Senin (25/3/2019).
Inversi tersebut terjadi akibat The Fed yang mempertahankan suku bunganya bulan ini dan mengindikasikan tidak akan menaikkan pada tahun ini setelah sebelumnya sempat memberikan keterangan pada Desember 2018 akan menaikkan sebanyak 2 kali suku bunga untuk tahun ini.
Akibatnya, dolar AS kehilangan pendorong utamanya dan investor pun berbondong-bondong meninggalkan investasi greenback. Pasalnya, tanpa adanya prospek kenaikan suku bunga maka dolar AS kehilangan daya tariknya.
Belum lagi data ekonomi AS, terutama data manufaktur, menghasilkan data yang mengecewakan sehingga tembaga sebagai proksi pertumbuhan ekonomi global pun mendapatkan tekanan permintaan seiring dengan perlambatan dari salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (25/3/2019) harga tembaga di bursa Shanghai melemah 1,37% menjadi 48.410 yuan per ton sedangkan harga tembaga di bursa London melemah 1,7% menjadi US$6.312 per ton.
"Pasar Shanghai memiliki risiko penurunan lebih dari London karena pasar mengingat bahwa tingkat persediaan berbeda," ujar Lau.
Persediaan tembaga di gudang bursa Shanghai turun sedikit ke 259.172 ton pada pekan lalu, peningkatan yang cepat selama jeda permintaan musiman pada Februari mendorong stok tembaga menjadi ke level tertinggi dalam 9 bulan pada pertengahan Maret.
Sementara itu, harga logam dasar lainnya, aluminium di bursa shanghai bergerak turun 0,55% menjadi 13.670 yuan per ton, dan aluminium di bursa London bergerak di level US$1.903 per ton, menguat tipis 0,18%.
Harga seng di bursa london melemah 0,71% menjadi US$2.815 per ton, harga nikel stabil di level US$12.995 per ton, dan timah naik 0,23% menjadi US$21.425 per ton.