Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Emas Menantikan Hasil Pertemuan FOMC

Pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal Reserve (Federal Open Market Committee/FOMC) pada 20 Maret waktu setempat diharapkan akan mengkonfirmasi ekspektasi pasar bahwa The Fed akan tetap  menahan suku bunga pada sisa tahun ini. 
Seorang  pegawai toko emas di Pasar Sentral Antasari Banjarmasin, Kalimantan Selatan sedang menyusun emas perhiasan Senin (1/10/2018)./Bisnis-Arief Rahman
Seorang pegawai toko emas di Pasar Sentral Antasari Banjarmasin, Kalimantan Selatan sedang menyusun emas perhiasan Senin (1/10/2018)./Bisnis-Arief Rahman

Bisnis.com, JAKARTA – Pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal Reserve (Federal Open Market Committee/FOMC) pada 20 Maret waktu setempat diharapkan akan mengkonfirmasi ekspektasi pasar bahwa The Fed akan tetap  menahan suku bunga pada sisa tahun ini. 

World Gold Council dalam laporannya menyatakan, hal tersebut pada gilirannya kemungkinan akan mempengaruhi kinerja emas.

“Analisis historikal kami menunjukkan ketika The Fed menggeser dari pengetatan ke sikap netral, harga emas meningkat. Sekalipun efek ini tidak selalu terjadi segera,” katanya melalui keterangan tertulis, Rabu (20/3/2019).

Dalam analisisnya terhadap outlook 2019, tim WGC mengutip kebijakan moneter dan arah dolar AS sebagai tren utama untuk diamati pada tahun ini. Dengan begitu, mereka percaya bahwa pertemuan FOMC nanti yang akan mencakup laporan proyeksi Fed, akan memberikan kejelasan lebih lanjut tentang ekspektasi kebijakan moneter.

“Pada gilirannya akan menawarkan lebih lanjut tentang kinerja emas tahun ini,” katanya.

Seperti saat ini, harga obligasi tercermin oleh pasar yang cenderung secara akurat memasukan isyarat sementara dari The Fed. Hal itu menandakan bahwa The Fed kemungkinan besar akan bertahan selama 2019 dan memiliki kepungkinan memangkas 15% untuk pertama kali dalam beberapa tahun.

Selama 2018, kinerja emas sebagian besar dipengaruhi oleh arah dolar AS. Namun suku bunga, dalam hubungannya dengan ketidakpastian pasar, mengambil posisi terdepan.

“Penelitian kami sebelumnya menyoroti fakta bahwa suku bunga memiliki dampak yang lebih besar pada kinerja harga aset [termasuk emas] ketika ada perubahan sikap kebijakan [misalnya dari netral ke pengetatan atau sebaliknya]. Analisi kami pada Januari menunjukkan bahwa memang ekspektasi suku bunga mulai memainkan peran yang lebih berpengaruh daripada yang terjadi pada 2018,” tulisnya.

Untuk informasi, hasil pertemuan tersebut akan diumumkan pada Kamis (21/3/2019) waktu Indonesia.

Senada, Asia Tradepoint Futures dalam risetnya menyatakan keyakinan pasar terhadap hasil pertemua The Fed menjadi katalis positif bagi harga semas sepanjang perdagangan malam tadi. Tercatat, harga emas ditutup menguat 0,22%.

 “Pelaku pasar memprediksi bahwa The Fed belum akan merubah kebijakannya dan tetap mempertahankan tingkat suku bunga 2,50%,” katanya dikutip dari laman resminya.

Di sisi lain, sokongan bagi harga logam mulia juga datang dari proses negosiasi dagang antara AS dengan China. Sebab proses tersebut mulai menimbulkan kekhawatiran karena kedua belah pihak tampak sedang mempertimbangkan tarif impor yang telah dikenakan terhadap masing-masing produk. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper