Bisnis.com, JAKARTA - Produsen kakao dan coklat PT Wahana Interfood Nusantara menetapkan harga penawaran perdana saham sebesar Rp198 per saham. Adapun, jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 168 juta saham baru atau 33,07% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
Dengan harga penawaran saham tersebut, perseroan mengincar dana Rp33 miliar dari hasil IPO. Adapun, penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek yakni PT UOB Kay Hian Sekuritas.
Calon emiten tersebut sebelumnya menetapkan kisaran harga penawaran sebesar Rp178-Rp198 per saham. Berdasarkan publikasi Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada Senin (11/3/2019), masa penawaran umum dilakukan pada 11-13 Maret 2019. Adapun, tanggal penjatahan pada 15 Maret 2019.
Lebih lanjut, tanggal pengembalian uang pemesanan pada 19 Maret 2019. Tanggal distribusi saham dan waran pada Bursa Efek Indonesia pada 20 Maret 2019, sekaligus menjadi awal perdagangan waran seri I.
Perseroan menerbitkan 56 juta waran seri I yang menyertai saham baru perseroan atau setara 16,47% dari total saham ditempatkan atau disetor penuh perseroan. Waran seri I diberikan secara cuma-cuma dengan rasio 3:1, yaitu setiap 3 pemegang saham baru berhak memperoleh 1 Waran Seri I yang dapat ditukarkan dengan 1 saham baru. Harga pelaksanaan waran ditetapkan Rp400 per saham.
Akhir perdagangan waran seri I di pasar regular dan negosiasi pada 16 Maret 2019, sedangkan di pasar tunai pada 18 Maret 2019 sekaligus menjadi tanggal berakhirnya masa berlaku waran seri I. Periode pelaksanaan waran seri I pada 20 September 2019-18 Maret 2022.
Sebelumnya, Direktur Utama Wahana Interfood Nusantara Reinald Siswanto mengatakan, dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham ini setelah dikurangi biaya emisi, sekitar 23,03% digunakan untuk belanja modal berupa tanah seluas 6.280 meter persegi yang berlokasi di Jalan Raya Parakan Muncang-Tanjungsari, Desa Mekarbakti, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Lebih lanjut, sekitar 15,81% digunakan untuk pembayaran uang muka kepada kontraktor untuk membangun pabrik seluas 2.291,60 meter persegi di Jalan Raya Parakan Muncang-Tanjungsari, Desa Mekarbakti, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Pembangunan pabrik direncanakan mulai Juni 2019.
Sementara itu, 61,16% sisanya akan digunakan sebagai pembayaran uang muka pembelian mesin baru untuk produksi. Total nilai pembelian mesin baru sebesar Rp18,56 miliar.