Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) kini menjadi tren topik di pelaku pasar modal pascapelepasan sebagian kepemilikan saham oleh KKR (Kohlberg Kravis Roberts).
Saat transaksi jumbo itu dilakukan, KKR menggunakan jasa Credit Suisse untuk menjual dan Morgan Stanley sebagai broker pembeli. Meskipun KKR telah merilis siaran resmi telah menjual 3,28% atau setara Rp847 miliar, Morgan Stanley masih terus melakukan penjualan saham tersebut di pasar reguler.
Berdasarkan data Bloomberg, sepanjang Maret 2019, Morgan Stanley telah melakukan aksi jual sebesar 33 juta saham, dengan nilai Rp74,35 miliar ke pasar reguler.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto, memproyeksikan aksi jual oleh Morgan Stanley bakal terus berlanjut. Dia menyarankan, agar investor tidak terburu-buru untuk membeli saham JPFA.
"Tunggu timing yang tepat, saat penjualan mereka [Morgan Stanley] berkurang. Dalam waktu dekat, JPFA bakal bergerak pada rentang Rp2.100—Rp2.000 per saham," ungkapnya saat dihubungi Bisnis.com, dikutip Rabu (6/3/2019).
Bila ditelisik untuk jangka panjang, Panin Sekuritas memproyeksikan saham JPFA berpeluang bergerak menuju Rp3.300 per saham.
Terpisah, dalam riset medio Maret, analis BCA Sekuritas Johanes Prasetia dan Rachel Christabella Sual merekomendasikan beli dan memproyeksikan target harga saham JPFA bakal mencapai Rp3.100 per saham.
Rekomendasi beli JPFA, sejalan dengan stabilnya harga DOC dan ayam broiler pada tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu. BCA Sekuritas menilai, kondisi ini bakal mendorong pertumbuhan volume penjualan yang lebih tinggi.
Johanes memproyeksikan price per earning (PER) JPFA pada 2019 mencapai 13,4 kali. Earning per share (EPS) JPFA pada 2019 diproyeksikan mencapai Rp231 per saham, atau tumbuh 14,1% secara tahunan.
Sementara itu, raihan pendapatan dan laba bersih JPFA pada 2019 diproyeksikan oleh BCA Sekuritas masing-masing senilai Rp37,39 triliun dan Rp2,63 triliun.
Risiko yang berpotensi dihadapi oleh emiten unggas pada tahun ini yakni adanya wabah penyakit, kondisi cuaca yang tidak menguntungkan dan adanya regulasi yang tidak terduga.
Di sisi lain, dalam konsensus Bloomberg, sebanyak 16 analis merekomendasikan beli saham JPFA dan 2 analis merekomendasikan hold, dengan target harga Rp2.900 hingga akhir pekan. Konsensus memproyeksikan, pendapatan dan laba bersih pada 2019 masing-masing tumbuh 10,54% dan 8,34% menjadi Rp37,16 triliun dan Rp2,5 triliun.
Pada perdagangan Rabu (6/3/2019) pukul 14.27 WIB, saham JPFA bergerak menguat 0,46% ke level Rp2.200 per saham.