Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Jumat (1/3/2019) di level Rp14.111 per dolar AS, melemah 49 poin atau 0,34% dari posisi Rp14.062 pada Kamis (28/2).
Kurs jual ditetapkan di Rp14.182 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.040 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp142.
Adapun berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 44 poin atau 0,31% ke level Rp14.113 per dolar AS pada pukul 11.16 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Rupiah sebelumnya dibuka di zona merah dengan pelemahan 32 poin atau 0,23% ke level Rp14.101 per dolar AS, setelah pada perdagangan Kamis (28/2), rupiah berakhir dengan pelemahan 39 poin atau 0,28% di level Rp14.069 per dolar AS.
Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.100-Rp14.120 per dolar AS.
Rupiah melemah paling tajam di antara mata uang lainnya di Asia juga mayoritas melemah. Pelemahan rupiah disusul oleh yen Jepang yang terdepresiasi 0,24% dan ringgit Malaysia yang melemah 0,16%.
Sementara itu, indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang mengukur kekuatan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau menguat 0,088 poin atau 0,09% ke level 96,245 pada pukul 11.08 WIB.
Sebelumnya, indeks dolar AS dibuka di zona hijau dengan penguatan 0,06% atau 0,056 poin ke level 96,213, setelah pada akhir perdagangan Kamis (28/2/2019) ditutup menguat meski hanya 0,003 ke level 96,157.
Sepanjang hari ini, indeks dolar AS bergerak pada kisaran 96,067 – 96,145.
Dilansir Reuters, dolar AS menguat berkat lonjakan imbal hasil Treasury setelah data produk domestik bruto AS melampaui ekspektasi. Sebelumnya, dolar AS sempat melemah ketika euro menguat karena meningkatnya harapan bahwa ekonomi Eropa mungkin telah berubah ke arah positif.
Tetapi dolar berhasil berbalik menguat setelah data menunjukkan produk domestik bruto AS meningkat 2,6 persen pada kuartal keempat, di atas perkiraan ekonom yang memperkirakan kenaikan 2,3%.
Imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun berada di level 2,716% setelah melonjak menjadi 2,731% pada Kamis, tertinggi sejak 6 Februari.
"Dolar menguat setelah imbal hasil obligasi Treasury naik dengan setelah data PDB AS yang kuat," kata Junichi Ishikawa, analis valas di IG Securities, seperti dikutip Reuters.
"Respons kuat terhadap data PDB AS menunjukkan bahwa pasar saat ini fokus pada fundamental, bukan pada faktor geopolitik," lanjutnya.
Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)
1 Maret | 14.111 |
28 Februari | 14.062 |
27 Februari | 14.004 |
26 Februari | 13.990 |
25 Februari | 14.007 |
Sumber: Bank Indonesia