Bisnis.com, JAKARTA— PT J Resources Asia Pasifik Tbk. akan menggunakan dana yang dihimpun perseroan melalui aksi penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETED) atau private placement untuk rencana investasi perseroan.
Direktur J Resources Asia Pasifik Edi Permadi mengungkapkan perseroan telah mengantongi restu dari pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), Selasa (26/2/2019), untuk menggelar aksi private placement. Izin tersebut berlaku selama dua tahun ke depan.
“Itu [private placement] sebenarnya hanya tahapan awal. Nantinya, kami akan membutuhkan beberapa instrumen tambahan lain,” ujarnya di Jakarta, Selasa (26/2).
Dari aksi tersebut, Edi mengungkapkan dana yang dibidik sekitar Rp534 miliar. Jumlah tersebut rencananya akan digunakan sebagai bagian dari rencana belanja modal 2019.
Dia mengatakan saat ini sudah ada beberapa calon investor yang akan menjadi strategis perseroan. Menurutnya, terdapat beberapa peminat baik dari dalam maupun luar negeri.
“Harapannya bisa memiliki mitra strategis dengan stream yang sama. Artinya, memiliki kompetensi yang sama terkait dengan pertambangan,” jelasnya.
Edi menyebut rencananya private placement itu akan dieksekusi dalam beberapa bulan mendatang. Pihaknya berharap dana segar dari aksi korporasi itu dapat segara masuk untuk memenuhi kebutuhan belanja modal.
Secara komposisi penggunaan dana, dia menyebut nantinya akan tergantung dari nilai yang masuk.
“Kalau kami lihat sebenarnya yang prioritas itu eksisting dulu yang sekarang untuk penambahan cadangan dan lainnya. Akan tetapi, ada beberapa step-step yang pengembangan Site DoUp dan Site Pani yang harus dibiayai jadi tergantung peminatan investor yang mau masuk,” paparnya.
Emiten berkode saham PSAB itu mencatat kebutuhan belanja modal untuk proyek Pani di Gorontalo dan proyek DoUp, Sulawesi Utara sekitar US$300 juta. Selain dua proyek on going tersebut, perseroan juga memiliki proyek eksisting Site Bakan, Site Seruyung, dan proyek Penjom.
Dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, PSAB memamaparkan berencana untuk melakukan penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETED) atau private placement. Perseroan berencana untuk melakukan private placement sebanyak-banyaknya 10% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan.
Artinya, PSAB akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,646 miliar saham baru.
Menurut penjelasan Manajemen PSAB, private placement dapat dilakukan sekaligus atau bertahap dalam kurun dua tahun dari diperolehnya izin dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB).
Sebagaimana diatur dalam Peraturan BEI Nomor I-A, seluruh saham baru yang akan diterbitkan akan dicatatkan di BEI dengan ketentuan harga pelaksanaan saham tambahan tidak boleh lebih rendah dari batasan harga terendah atau minimum atas saham yang dapat diperdagangkan di pasar reguler dan pasar tunai.
Peraturan BEI Nomor I-A juga mengatur harga pelaksanaan saham PMTHMETD paling sedikit 90% dari rata-rata harga penutupan saham Perseroan selama kurun waktu 25 hari berturut-turut di pasar reguler sebelum tanggal permohonan pencatatan saham tambahan hasil private placement