Bisnis.com, JAKARTA – Tertekannya mata uang pound sterling mendorong semua harga logam dasar yang diperdagangkan di bursa London Metal Exchange berada di zona hijau.
Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Rabu (20/2/2019), harga aluminium menguat 0,65% menjadi US$1.868 per ton, diikuti harga tembaga yang menguat 1,36% menjadi US$6.405 per ton, dan zinc yang juga menguat 1,54% menjadi US$2.698 per ton.
Selain itu, harga nikel juga melanjutkan reli penguatannya, naik 1,94% menjadi US$12.905 per ton, disusul harga tin yang menguat 0,43% menjadi US$21.250 per ton, dan harga timbal yang juga menguat 0,99% menjadi US$2.041 per ton.
Adapun, komoditas logam di LME dimanfaatkan oleh investor karena diperdagangkan dengan pound sterling yang tengah melemah akibat ketidakpastian keluarnya Inggris dari benua biru.
Terkait dengan Brexit, Kepala Strategi ACLS Global, Marshall Gittler mengatakan bahwa ayunan liar dari pergerakan pound sterling telah menggarisbawahi betapa volatil sifat mata uang tersebut menjelang Brexit.
“Investor gelisah karena Perdana Menteri Inggris Theresa May belum mendapatkan dukungan dari parlemen untuk kesepakatannya, enam minggu sebelum Inggris akan keluar dari Uni Eropa dan pasar juga menunjukkan kegelisahan tentang tenggat waktu Brexit 29 Maret tersebut,” ujar Marshall seperti dikutip dari Reuters, Kamis (21/2/2019).
Baca Juga
Selain itu, pasar derivatif juga tengah berhati-hati, dengan imbal balik risiko selama 2 bulan untuk pound sterling, yang telah menempatkan mata uang Inggris melayang di dekat posisi terendah dalam 3 bulan.
Tekanan pada Theresa May untuk mengakhiri ketidakpastian untuk bisnis pun telah meningkat setelah keputusan Honda minggu ini untuk menutup pabrik mobil di Inggris.
Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Inggris jatuh ke level US$1.3030 per pound sterling, melemah 0,15% atau turun 0,0020 poin pada perdagangan Kamis (21/2/2019) pukul 13.21 WIB.