Bisnis.com, JAKARTA – Kekhawatiran persediaan minyak sawit yang melimpah di negara importir India dan menguatnya ringgit Malaysia berhasil menekan harga komoditas tersebut.
Pada perdagangan Rabu (20/2/2019), harga minyak kelapa sawit kontrak Mei 2019 di Bursa Derivatif Malaysia dibuka lunglai pada level 2.257 ringgit per ton, melemah 0,13% atau 3,00 poin.
Sekaligus melanjutkan pelemahan pada penutupan perdagangan sehari sebelumnya (19/2/2019), sebesar 1,14% atau 26,00 poin menjadi 2.260 ringgit per ton.
Chandran Sinnasamy, broker berjangka di CIMB, Kuala Lumpur mengatakan bahwa para trader kini tengah mengawasi data ekspor sebagai petunjuk mengenai permintaan komoditas andalan Malaysia tersebut.
“Ada kebutuhan untuk [melihat] permintaan aktual dalam tiga 3 bulan ke depan atau hingga Juni mendatang guna memangkas persediaan di Malaysia menjadi 2,4 juta ton,” katanya dikutip dari Bloomberg, Rabu (20/2/2019).
Dia menambahkan, cadangan crude palm oil (CPO) Malaysia mencapai 3 juta ton pada akhir Januari lalu.
Di samping itu, lanjutnya, harga kelapa sawit juga ditekan oleh spekulasi melimpahnya stok di India yang dapat membatasi impor tersebut. “Selain itu, kerugian di pasar minyak sayur Dalian [China] dan ringgit yang kuat membebani komoditas tersebut,” katanya.