Bisnis.com, JAKARTA – Paladium berhasil mencapai level tertinggi dengan sempat menembus US$1.500 per troy ounce. Pencapaian tersebutmemperpanjang reli penguatan didorong oleh ketatnya pasokan akibat melonjaknya permintaan dari produsen mobil untuk memenuhi kontrol emisi yang ketat.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (20/2/2019) pukul 13.44 WIB, paladium bergerak menguat 0,72% atau naik 10,62 poin menjadi US$1.491,47 per troy ounce.
Bahkan, sepanjang tahun berjalan, harga paladium telah merangkak naik sebesar 18,2% mengalahi kekuatan emas. Perusahaan produsen katalis Johnson Matthey mengatakan dalam keterangan resminya bahwa pasokan komoditas logam autokatalis ini akan mengalami defisit yang luar biasa pada tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu.
“Pasokan cadangan paladium yang ketat ini banyak digunakan untuk mengekang emisi pada kendaraan berbahan bakar bensin sehingga telah mendorong pengguna untuk menyewakan material dari pemegang ETF di bursa untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” tulis Johsnson Matthey seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (20/2/2018).
Paladium fisik dari ETF turun menjadi 700.000 ons pada akhir 2018, turun dari puncaknya sebesar 2,9 juta pada 2014. Walaupun demikian, sulit untuk mengukur dengan tepat tingkat persediaan global, meski berbagai sumber telah memperkirakan pasokan cadangan paladium berkisar antara 10 juta hingga 18 juta ons, setara untuk memenuhi permintaan selama satu hingga dua tahun.
Di sisi lain, tidak sedikit analis yang juga mempertanyakan daya ketahanan permintaan paladium akibat data penjualan mobil di China terus menurun sejak awal tahun, menjadi kemerosotan penjualan mobil terburuk dalam lebih dari dua dekade.
Baca Juga
Belum lagi pasar mobil Eropa dan Amerika Utara yang menyusut akibat maraknya jasa transportasi berbagi sehingga membuat pasar tidak perlu untuk memiliki kendaraan.
Ahli strategi komoditas Macquarie Group Matthew Turner mengatakan sentimen paladium saling bertolak belakang, undang-undang pengaturan emisi yang lebih ketat yang akan menjadi sentimen positif bagi paladium, di lain sisi semakin membebani penjualan mobil secara global.
"Jadi sementara kita sudah tahu tentang pasokan yang defisit diproyeksikan masih akan defisit untuk beberapa tahun ke depan, kemampuan pasar untuk menyesuaikan diri dengan hal tersebut tampaknya terbatas,” papar Matthew.
Adapun, paladium adalah logam langka yang diproduksi sebagian besar hanya di dua negara sehingga tidak akan mungkin untuk meningkatkan jumlah pasokan agar dapat memenuhi permintaan.
Lebih dari 80% pasokan paladium global berasal dari produk sampingan dari penambangan nikel di Rusia dan platinum di Afrika Selatan. Oleh karena itu, pasokan akan bergantung pada tingkat ekstraksi dan investasi dari tambang lainnya.