Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah Melemah 23 Poin, Mata Uang Asia Terbebani Data Inflasi China

Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Jumat (15/2/2019) di level Rp14.116 per dolar AS, melemah 23 poin atau 0,16% dari posisi Rp14.093 pada Kamis (14/2).
Karyawan memegang mata uang rupiah di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Kwitang, Jakarta Pusat, Senin (28/1/2019)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Karyawan memegang mata uang rupiah di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Kwitang, Jakarta Pusat, Senin (28/1/2019)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Jumat (15/2/2019) di level Rp14.116 per dolar AS, melemah 23 poin atau 0,16% dari posisi Rp14.093 pada Kamis (14/2).

Kurs jual ditetapkan di Rp14.187 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.045 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp142.

Adapun berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 28 poin atau 0,20% ke level Rp14.118 per dolar AS pada pukul 10.25 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Kamis (14/2), rupiah berakhir melemah 31 poin atau 0,22% di level Rp14.090 per dolar AS. Rupiah mulai melanjutkan pelemahannya ketika dibuka terdepresiasi 6 poin atau 0,04% di posisi 14.096 per dolar AS pagi ini.

Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.096-Rp14.130 per dolar AS.

Mata uang lain di Asia siang ini mayoritas terpantau ikut melemah terhadap dolar AS, dipimpin won Korea Selatan yang terdepresiasi 0,25% pada pukul 11.08 WIB. Ringgit Malaysia dan rupee India juga melemah masing-masing sebesar 0,16% dan 0,14% terhadap dolar AS.

Dilansir dari Bloomberg, mayoritas mata uang di Asia melemah karena perundingan perdagangan AS-China dikatakan hanya membuat sedikit kemajuan. Sementara itu, data inflasi China dilaporkan menunjukkan hasil yang jauh dari ekspektasi.

Angka inflasi pabrik (factory inflation) China melambat untuk bulan ketujuh, sehingga menambah kekhawatiran tentang kembalinya deflasi dan dampaknya terhadap laba perusahaan yang sudah lesu.

Adapun inflasi konsumen (consumer inflation) turun pada Januari ke level terendah dalam 12 bulan akibat kenaikan yang lebih lambat dalam harga makanan, terlepas dari libur Tahun Baru China, yang biasanya mendorong permintaan makanan.

“Konsumsi yang lebih rendah di Tiongkok kemungkinan akan berdampak pada banyak negara di kawasan yang menghasilkan tekanan pada mata uang secara keseluruhan,” kata Wu Mingze, seorang pedagang valuta asing di INTL FCStone, Singapura.

“Mata uang Asia sebelumnya telah terdampak kekhawatiran seputar perundingan perdagangan AS-China,” tambahnya.

Di sisi lain, indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang mengukur kekuatan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau naik 0,078 poin atau 0,08% ke level 97,056 pada pukul 10.59 WIB.

Indeks dolar kembali meraih momentum penguatannya dengan dibuka naik 0,08% atau 0,079 poin di level 97,057. Pada perdagangan Kamis (14/2), indeks tergelincir ke zona negatif dan berakhir turun 0,151 poin atau 0,16% di level 96,978.

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)               

15 Februari

14.116

14 Februari

14.093

13 Februari

14.027

12 Februari

14.088

11 Februari

13.995

SumberBank Indonesia

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper