Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Neraca Perdagangan Januari Dirilis, IHSG Melemah Siang Ini

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menetap di zona merah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Jumat (15/2/2019), pascarilis data neraca perdagangan.
Karyawan berkomunikasi di dekat monitor informasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (11/1/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Karyawan berkomunikasi di dekat monitor informasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (11/1/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menetap di zona merah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Jumat (15/2/2019), pascarilis data neraca perdagangan.

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG turun 0,34% atau 21,68 poin ke level 6.398,34 pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Kamis (14/2), IHSG mampu rebound dengan ditutup naik tipis 0,01% atau 0,90 poin di level 6.420,02. Indeks sempat melanjutkan kenaikannya ketika dibuka menguat 0,09% atau 5,80 poin di posisi 6.425,81 pagi tadi.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.374,90 – 6.433,68.

Tujuh dari sembilan sektor menetap di zona merah, dipimpin sektor industri dasar (-0,93%) dan tambang (-0,90%). Adapun sektor infrastruktur dan aneka industri masing-masing naik 0,54% dan 0,21%.

Sebanyak 134 saham menguat, 231 saham melemah, dan 262 saham stagnan dari 627 saham yang diperdagangkan.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yang masing-masing turun 1,32% dan 1,59% menjadi penekan utama pergerakan IHSG siang ini.

Menurut Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini masih akan dipengaruhi oleh beberapa sentimen di antaranya rilis data neraca perdagangan. 

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit US$1,16 miliar pada Januari 2019.   

Defisit ini disebabkan oleh dari posisi neraca ekspor yang tercatat sebesar US$13,87 miliar atau lebih rendah dibandingkan nilai neraca impor yang mencapai US$15,03 miliar.  

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menuturkan defisit ini disebabkan defisit di neraca migas dan non migas.   

“Ini terjadi akibat defisit migas sebesar US$454 juta dan non migasnya sebesar US$704,7 miliar," ujarnya dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta.  

Secara tahunan, ekspor Januari 2019 mengalami penurunan 4,7% dibandingkan tahun sebelumnya.  Penurunan ini disebabkan oleh menyusutnya ekspor non migas, yang mencapai 4,5% menjadi US$12,63 miliar dibandingkan realisasi Januari 2018.  

Di samping itu, lanjut Nico, adanya berita yang kurang baik dari pertemuan Amerika Serikat dan China mungkin akan memengaruhi pergerakan pasar hari ini. Dalam sesi tertutup, kedua belah pihak dikabarkan gagal mempersempit jarak dalam hal reformasi struktural ekonomi seperti yang diminta AS.

“Secara teknikal, kami memproyeksikan IHSG bergerak mixed cenderung melemah dan diperdagangkan pada rentang 6370 – 6450 pada perdagangan hari ini,” papar Nico.

Indeks saham lainnya di kawasan Asia juga melemah siang ini, di antaranya indeks SE Thailand (-0,51%), indeks PSEi Filipina (-0,03%), dan indeks FTSE Straits Time Singapura (-0,39%).

Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing melemah 0,89% dan 1,26%, indeks Hang Seng Hong Kong merosot 1,86%, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan melemah 1,64%. Di China, dua indeks saham utamanya, Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing melemah 0,85% dan 1,20%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper