Bisnis.com, JAKARTA – Menyusul kebijakan pemerintah yang berencana merelaksasi aturan terkait dengan transfer spektrum, kabar merger antara PT Indosat Tbk. dan PT Smartfren Tbk. kembali mencuat. Keduanya disebut-sebut akan mendapatkan benefit dari pelonggaran tersebut.
Dimintai konfirmasi, President Director and CEO Indosat Chris Kanter menyampaikan bahwa kabar merger dengan Smartfren tersebut tidak benar, dan saat ini perseroan sedang tidak dalam negosiasi untuk melakukan aksi korporasi merger maupun akuisisi (M&A).
“Berita tentang [merger dengan] Smartfren itu tidak benar karena memang belum ada pembicaraan apapun sampai saat ini,” ungkapnya kepada Bisnis.com, Kamis (14/2/2019).
Ditanyai tanggapannya soal relaksasi aturan transfer spektrum, bekas Komisaris Indosat tersebut menyampaikan jika beleid tersebut sudah disahkan dan bersifat formal, akan lebih memudahkan industri operator untuk melakukan konsolidasi.
Mengikuti kabar tersebut, harga saham emiten dengan sandi ISAT tersebut ditutup menguat tajam 17,19% atau 550 poin ke level Rp3.750 pada penutupan perdagangan Kamis (14/2). Sepanjang tahun berjalan, harga saham ISAT telah menguat 122,55%.
Sejalan, harga saham FREN [ terbang 32,66% atau 65 poin ke level Rp264 pada penutupan perdagangan Kamis (14/2). Sepanjang tahun berjalan, harga saham emiten operator Grup Sinarmas tersebut telah menguar 238,46%.