Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harapan Negosiasi AS-China Topang Bursa Eropa Naik 0,8%

Bursa saham Eropa berhasil ditutup di posisi lebih tinggi pada perdagangan Senin (11/2/2019), bersama sejumlah bursa saham global didorong optimisme seputar perundingan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Bursa Eropa/Reuters
Bursa Eropa/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa berhasil ditutup di posisi lebih tinggi pada perdagangan Senin (11/2/2019), bersama sejumlah bursa saham global didorong optimisme seputar perundingan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Berdasarkan data Reuters, indeks Stoxx 600 Eropa berakhir menguat 0,8%. Sementara itu, bursa saham China menanjak lebih dari 1% pada perdagangan hari pertama pascalibur Tahun Baru China selama sepekan penuh sebelumnya.

Sejalan dengan penguatannya, indeks MSCI yang melacak pergerakan indeks saham di seluruh dunia pun naik 0,02%.

China mengutarakan harapan untuk mencapai terobosan soal perdagangan ketika perundingan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia tersebut dilanjutkan, meskipun misi Angkatan Laut AS yang terlihat berlayar melalui Laut China Selatan sempat membayangi prospek membaiknya hubungan Beijing-Washington.

Kedua belah pihak berupaya untuk mencapai kesepakatan perdagangan sebelum 1 Maret, ketika tarif AS untuk impor senilai US$200 miliar asal China dijadwalkan meningkat menjadi 25% dari 10%.

Kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global, konflik perdagangan AS-China, dan kemungkinan penutupan layanan pemerintah (government shutdown) kembali di AS telah menjadi beberapa sentimen yang meresahkan investor selama ini.

Meski mampu menguat, kenaikan yang dibukukan bursa Eropa masih dibatasi kekhawatiran soal nasib Brexit. Inggris dijadwalkan hengkang dari Uni Eropa dalam enam pekan ke depan, walaupun masih belum ada rencana pasti terkait hal ini.

Data yang dirilis pada Senin (11/2) menunjukkan ekonomi Inggris pada tahun lalu mencatat pertumbuhan paling lambat sejak 2012.

"Risiko tetap ada bahwa investor tidak mau berkomitmen untuk melakukan breakout sampai kita melihat apa yang dihasilkan dari negosiasi perdagangan AS dan China, juga Brexit,” kata John Hardy, kepala strategi FX di Saxo Bank.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper