Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DILD Incar Pertumbuhan Recurring Income 10%

PT Intiland Development Tbk. mengincar kenaikan pendapatan berulang hingga 10% pada tahun ini seiring dengan meningkatkan harga kontrak sewa dan okupansi pada 2019.
Wakil Direktur Utama PT Intiland Development Tbk Suhendro Prabowo (tengah) bersama Dirut PT Bank BNI Syariah Firman Wibowo (kanan), dan Managing Director PT Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, memperlihatkan naskah kerja sama, di Jakarta, Rabu (8/8/2018)./JIBI-Endang Muchtar
Wakil Direktur Utama PT Intiland Development Tbk Suhendro Prabowo (tengah) bersama Dirut PT Bank BNI Syariah Firman Wibowo (kanan), dan Managing Director PT Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, memperlihatkan naskah kerja sama, di Jakarta, Rabu (8/8/2018)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Intiland Development Tbk. mengincar kenaikan pendapatan berulang hingga 10% pada tahun ini seiring dengan meningkatkan harga kontrak sewa dan okupansi pada 2019.

Pendapatan berulang (recurring income) menjadi penolong emiten properti saat capaian marketing sales tidak sejalan dengan target perusahaan. Pada 2018, Intiland berhasil meningkatkan recurring income hingga 12,8% year on year menjadi Rp595,7 miliar, dari posisi Rp528,2 miliar.

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Development Archied Noto Pradono menuturkan, pendapatan berulang tersebut berasal dari kontribusi pendapatan sewa pekantoran, pengelolaan fasilitas gedung dan kawasan.

"Target naik 10% dari posisi Rp595 miliar. Peningkatan itu karena peningkatan harga kontrak sewa dan harga okupansi untuk proyek per meter persegi," ungkapnya , Selasa (12/2/2019).

Dia mengungkapkan, kontribusi recurring income bakal terus meningkat seiring dengan selesainya pengembangan proyek-proyek baru, seperti perkantoran dan ritel. Proyek-proyek yang segera selesai dan mulai beroperasi tahun ini seperti Praxis dan Spazio Tower di Surabaya.

Pada 2019, emiten bersandi saham DILD masih fokus pada pengembangan di proyek-proyek yang telah berjalan. Menurutnya, pengembangan proyek-proyek dirasa baru tetap ada, akan tetapi sangat mempertimbangkan arah dan kondisi pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper