Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Melemah di Hari Ketiga, Ini Saham Penekannya

Pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlanjut pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, Senin (11/2/2019).
Karyawan melintas di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (23/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan melintas di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (23/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlanjut pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, Senin (11/2/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 0,41% atau 26,66 poin di level 6.495 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Jumat (8/2), IHSG berakhir terkoreksi 0,23% atau 14,79 poin di posisi 6.521,66.

Padahal indeks sempat rebound dari pelemahannya ketika dibuka di zona hijau dengan kenaikan 0,03% atau 2,04 poin di level 6.523,70 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.494,12 – 6.535,18.

Tujuh dari sembilan sektor dalam IHSG berakhir di teritori negatif, dipimpin sektor aneka industri (-1,65%) dan tambang (-1,53%). Adapun sektor perdagangan dan infrastruktur mampu berakhir di zona hijau, masing-masing dengan kenaikan 1,11% dan 0,69%.

Dari 627 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 172 saham menguat, 232 saham melemah, dan 223 saham stagnan.

Saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dan PT Astra International Tbk. (ASII) yang masing-masing turun 1,91% dan 1,84% menjadi penekan utama atas berlanjutnya pelemahan IHSG hari ini.

Aksi jual bersih oleh investor asing berlanjut pada perdagangan hari ke-2 berturut-turut. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, investor asing membukukan net sell sebesar Rp132,9 miliar pada perdagangan hari ini.

Bersama IHSG, indeks Bisnis-27 melanjutkan pelemahannya pada hari ketiga dengan berakhir turun 0,41% atau 2,34 poin di level 572,44, setelah ditutup terkoreksi 0,44% di posisi 574,78 pada perdagangan Jumat (8/2).

Adapun nilai tukar rupiah berakhir melemah 79 poin atau 0,57% di level Rp14.034 per dolar AS, setelah mampu menguat 18 poin atau 0,13% dan ditutup di level Rp13.955 per dolar AS pada perdagangan Jumat (8/2).  

Dilansir dari Bloomberg, rupiah terbebani melebarnya defisit transaksi berjalan dan aksi lepas saham oleh investor asing.

Defisit transaksi berjalan Indonesia tercatat mencapai US$9,1 miliar pada kuartal IV/2018, atau melebar hingga 3,57% terhadap PDB. Defisit ini jauh lebih tinggi dari defisit pada kuartal III/2018 yang sebesar US$8,6 miliar. 

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Statistik Bank Indonesia (BI) Yati Kurniati menjelaskan defisit transaksi berjalan ini dibebani oleh defisit pada neraca perdagangan barang.

Dari catatan bank sentral, kinerja ekspor non migas melemah karena dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan permintaan global dan harga komoditas yang menurun. 

Ekspor non migas pada kuartal IV/2018 tercatat sebesar US$40,5 miliar atau turun 6% dari kuartal sebelumnya. 

Sementara itu, indeks saham lainnya di Asia terpantau berakhir variatif cenderung menguat hari ini, di antaranya indeks FTSE Straits Times Singapura (+0,13%), indeks FTSE Malay KLCI (+0,12%), indeks SE Thailand (-0,77%), dan indeks PSEi Filipina (-0,12%).

Indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China mampu menguat masing-masing sebesar 1,36% dan 1,82%, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,17%, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong ditutup menguat 0,71%.

Saham-saham penekan IHSG:                   

Kode

(%)

UNVR

-1,91

ASII

-1,84

HMSP

-1,33

CPIN

-3,27

BBCA

-0,45

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

(%)

TLKM

+2,08

MIKA

+17,26

BMRI

+0,66

BBNI

+0,84

MDIA

+25,41

Sumber: Bloomberg

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper