Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CPO Rebound Mengikuti Minyak Kedelai

Minyak kelapa sawit berhasil rebound dari penurunan terbesarnya lebih dari dua minggu seiring dengan ikut menguatnya minyak kedelai akibat sentimen kesepakatan Uni Eropa yang menyepakati protokol sertifikasi kedelai AS sesuai dengan petunjuk energi terbarukan UE sehingga meningkatkan permintaan.

Bisnis.com, JAKARTA — Minyak kelapa sawit berhasil rebound dari penurunan terbesarnya lebih dari dua minggu seiring dengan ikut menguatnya minyak kedelai akibat sentimen kesepakatan Uni Eropa yang menyepakati protokol sertifikasi kedelai AS sesuai dengan petunjuk energi terbarukan UE sehingga meningkatkan permintaan.

Analis Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, naiknya harga kontrak minyak kedelai menjadi sentimen yang mendorong  penguatan harga CPO pada perdagangan kali ini.

 “Harga minyak kedelai memang berkorelasi positif dengan harga CPO. Sebab, kedua produk tersebut merupakan substitusi satu sama lain. Saat yang satu naik, yang lain juga akan cenderung mengikuti,” ujar Ibrahim kepada Bisnis, Rabu (30/1/2019).

Pada perdagangan Rabu (30/1/2019) pukul 18.14 WIB, harga CPO kontrak April 2019 di bursa Malaysia Derivatif (MDE) tercatat mengalami penguatan tipis 9 poin atau 0,39% menjadi 2.303 ringgit per ton dan mencatatkan kenaikan harga yang cukup tajam, 9,98% secara year-to-date (ytd).

Sementara harga minyak kedelai di bursa Chicago Board of Trade (CBOT) juga tercatat berada di zona hijau dengan naik 0,33% atau 0,1 poin menjadi US$30,21 per ton. Secara year to date harga masih bergerak positif, naik 9,66%.

Selain itu, Ibrahim mengatakan turunnya cadangan minyak sawit di Indonesia juga menjadi faktor yang menopang harga CPO. Pasalnya, Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia dengan yang memberikan kontribusi pasokan dunia dengan kapasitas produksi mencapai 42 juta ton.

Kepala perdagangan dan strategi lindung nilai Kaleesuwari Intercontinental Gnanasekar Thiagarajan mengatakan, menguatnya harga CPO dunia juga dibantu dari spekulasi ekspor penanam utama, yaitu Malaysia yang mulai membaik.

 “Ekspor minyak kelapa sawit lebih baik di Malaysia dan itu sebabnya harganya naik secara bertahap,” papar Gnanasekar seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (30/1/2019).

Nilai ekspor CPO Malaysia pada periode 1-25 Januari 2019 telah meningkat sebanyak 12% membawa ekspor CPO Malaysia ke posisi 1,2 juta ton dibandingkan dengan ekpsor sebelumnya yang hanya 1 juta ton.

Belum lama ini, Uni Eropa melalui Komisi Eropa telah secara resmi menyetujui kedelai Amerika Serikat yang tersertifikasi lembaga Soybean Sustainability Assurance Protocol (SSAP) sesuai dengan aturan biofuel yang ditetapkan dalam undang-undang Uni Eropa 2009 tentang petunjuk energi terbarukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Gajah Kusumo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper