Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Bank Permata Kian Berkilau

Sepanjang awal 2019, kinerja saham PT Bank Permata Tbk. berhasil masuk dalam lima besar top gainer.
Bank Permata/Antara-Reno Esnir
Bank Permata/Antara-Reno Esnir

Bisnis.com, JAKARTA--Sepanjang awal 2019, kinerja saham PT Bank Permata Tbk. berhasil masuk dalam lima besar top gainer.

Pergerakan bullish ini terjadi seiring membaiknya fundemental Bank Permata. Mari intip ulasannya!

Selama Januari 2019, saham emiten bank dengan kode BNLI berhasil mencapai Rp1.025 per saham atau naik 64%.

Penaikan harga saham BNLI sejalan dengan dengan proses recovery tang terus berlanjut dan membaiknya kualitas aset.

Kualitas kredit Bank Permta membaik dengan rasio kredit bermasalah (NPL) gross yang membaik dari 8,8% pada akhir 2016 menjadi 4,3% per kuartal II/2018 melalui restrukturisasi kredit, serta penyaluran kredit yang lebih selektif.

Namun pada kuartal III/2018, Bank Permata sempat mencatatkan peningkatan NPL menjadi 4,8% seiring tren kenaikan suku bunga dan depresiasi rupiah.

Samuel Sekuritas menuliskan dalam outlook 2019, pertumbuhan kredit Bank Permata pada 2018 dan 2019 masing-masing 13% dan 11%.

Sektor yang masih berkontribusi positif pada kredit Bank Permata adalah retail banking dan wholesale banking.

“Tekanan pada kualitas kredit berpeluang meningkat sejalan dengan tantangan kenaikan suku bunga dan nilai tukar rupiah yang lemah saat ini. Hal ini berpeluang menaikkan biaya pencadangan,” tulis Samuel Sekuritas dalam outlook. 

Samuel Sekuritas merekomendasikan beli saham BNLI dengan target harga Rp570 per saham dan price per earning ratio (PER) mencapai 17,6 kali.

Akan tetapi, proyeksi yang ditetapkan oleh Samuel Sekuritas sudah dilewati oleh BNLI.

Pada 2018, 2019 dan 2020, Samuel Sekuritas memproyeksikan raihan laba bersih bank Grup Astra ini masing-masing mencapai Rp673 miliar, Rp737 miliar dan Rp1,11 triliun.

Dalam riset berbeda yakni Sinarmas Sekuritas, ditulis bahwa BNLI masih memiliki tantangan dalam kualitas aset.

Sejalan dengan itu, Bank Permata juga berpotensi masih memiliki ruang pertumbuhan pencadangan (provisi) yang cukup moderat pada 2019.

“Kami menilai, Bank Permata akan tetap berhati-hati karena NPL dan suku bunga acuan berpotensi naik. Kondisi ini, akan membuat bank mengkaji ulang bunga pinjaman yang lebih cepat dari yang diinginkan dan selanjutnya dapat menekann kualitas aset dan margin,” tulisnya dalam riset.

Pada 2018, 2019 dan 2020, Sinarmas Sekuritas memproyeksikan penyaluran kredit masing-masing senilai Rp110,8 triliun, Rp120,3 triliun dan Rp127,4 triliun.

Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) Bank Permata pada 2018, 2019 dan 2020 bakal stabil pada level 3,9%.

Sinarmas Sekuritas juga menilai, BNLI bakal memiliki pendapatan yang lebih stabil pada masa mendatang dan ini akan menjadikan lembaga jasa keuangan Grup Astra sebagai bank terbesar nomor 11 dari sisi aset. 

Dalam riset tertulis, return on equity (ROE) pada tahun ini akan stabil pada level 4,3%. Selain itu, apresiasi harga saham BNLI dinilai karena ada potensi M&A dengan bank asal Jepang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper