Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang yen Jepang berhasil menguat terhadap rekan mata uang kelompok G-10 seiring dengan meningkatnya risiko global, termasuk tidak berkembangnya negosiasi perdagangan antara AS dan China terkait dengan isu kekayaan intelektual, serta meningkatnya permintaan aset investasi aman.
Berdasarkan data Bloomber, pada perdagangan hari ini, Senin (21/1/2019) pukul 14.02, mata uang yen berhasil menguat 0,201% atau naik 0,22 poin menjadi 109,56 yen per dolar AS.
Sementara, indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang mengukur kekuatan greenback dihadapan mata uang lainnya telah kembali melemah 0,08% atau turun 0,08 menjadi 96,256.
Ahli Strategi Pasar IG Asia Pte Singapura Jingyi Pan mengatakan penguatan mata uang yen juga terjadi menjelang rilis data yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi China yang melambat dan kecenderungan investor yang tengah menunggu data penjualan ritel dan hasil industri Negeri Panda tersebut.
“Pasar lelah menjelang rilisnya data China, dan yen dibuka lebih kuat pada Senin pagi, dibantu dengan aksi ambil untung investor pada beberapa aset berisiko,” ujar Jingy seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (21/1/2019).
Pertumbuhan China melambat tercermin dari pertumbuhan ekonomi China pada kuartal terakhir 2018 menurun menjadi 6,4% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang mencapai 6,5%.
Baca Juga
Mata uang Jepang mematahkan penurunan selama empat hari terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring dengan hasil negosiasi perdagangan AS dan Cina sejauh ini hanya membuat sedikit kemajuan terkait dengan masalah kekayaan intelektual.