Bisnis.com, JAKARTA — Produsen produk kosmetik dan herbal PT Martina Berto Tbk. berencana menggenjot kinerja perusahaan pada tahun ini dengan mematok penjualan bersih dapat mencapai sekitar Rp790 miliar.
Direktur Utama PT Martina Berto Tbk. Bryan Tilaar mengungkapkan, pendapatan perseroan pada tahun lalu hanya naik tipis dibandingkan dengan tahun sebelumnya terkendala berkurangnya daya beli masyarakat. “Terjadi penurunan daya beli [pada 2018], tidak bagus. Itu juga terjadi pada 2017, diharapkan tahun ini dari sisi konsumen membaik,” katanya kepada Bisnis.com, Selasa (8/1/2019).
Lebih lanjut, untuk mencapai target tahun ini, emiten berkode saham MBTO tersebut berencana lebih menggenjot contract manufacturing lewat PT. Cedefindo, merenovasi produk yang sudah ada dan memperkenalkan sejumlah produk baru. serta tetap fokus untuk ekspor.
Adapun jumlah belanja modal yang akan dialirkan perusahaan pada tahun ini mencapai Rp45 miliar yang diambil dari kas internal serta pinjaman (loan) dari bank.
Bryan mengakui, rencana ekspansi perseroan tidak akan terlalu agresif pada tahun politik ini. “Jadi, lebih kurang gerai milik MBTO itu akan dibuka dua lagi, sambil merenovasi toko-toko yang sudah ada,” imbuhnya.
Adapun produk andalan MBTO, seperti Sari Ayu, Biokos, DewiSri, dan PAC masih menjadi kontributor terbesar ke dalam pemasukan perseroan pada tahun lalu. MBTO pun berencana lebih fokus untuk ekspor ke kawasan Asia Pasifik dengan memperkenalkan renovasi produk yang sudah ada. Bryan menyatakan, pendapatan dari luar negeri berkontribusi terhadap 2-3% ke dalam pendapatan.
Adapun perseroan mencatatkan kerugian bersih senilai Rp62,27 miliar di sepanjang periode Januari—September 2019 atau naik 136,38% dari kerugian pada periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 26,34 miliar.
Sementara itu, total pendapatan MBTO pada sembilan bulan pertama tahun lalu tercatat turun 24,23% menjadi Rp382,6 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp505,1 miliar.