Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pertambangan terintegrasi PT Indika Energy Tbk. menargetkan dapat mulai mengoperasikan terminal penampungan minyak atau fuel storage pada akhir 2020. Proses pembangunan fisik proyek tersebut akan dimulai pada kuartal II/2019.
Head of Corporate Communications Indika Energy Leonardus Herwindo menyampaikan bahwa rencana pembangunan fuel storage tersebut masih berada dalam tahap desain. Sejauh ini, perseroan berencana membangun satu unit fuel storage .
“Rencana konstruksi diharapkan pada kuartal II/2019 dan mudah-mudahan sebelum akhir 2020 sudah bisa beroperasi. Kami masih lihat dari finalisasi desainnya,” ungkap Leonardus saat dihubungi Bisnis.com, Senin (7/1/2019).
Leonardus mengungkapkan terminal penyimpanan dan pengiriman bahan bakar tersebut akan mulai berkontribusi pada pendapatan perseroan setelah pembangunannya rampung yaitu mulai akhir 2020. Perseroan telah mengamankan kontrak untuk penggunaan fasilitas tersebut.
Sebagaimana diketahui, emiten dengan sandi INDY tersebut telah menandatangani kerja sama Storage Facility Service Agreement dengan PT ExxonMobil Lubricants Indonesia. Lini bisnis ini akan dikerjakan oleh entitas anak perseroan yaitu PT Kariangau Gapura Terminal Energi.
Dalam kontrak tersebut, KGTE akan membangun, memiliki dan mengoperasikan terminal untuk melakukan penyimpanan dan pengiriman bahan bakar dan jasa lainnya di Kariangau, Kalimantan Timur, eksklusif untuk Exxon.
“Kontraknya untuk jangka waktu 20 tahun dengan opsi perpanjangan 10 tahun. Kami belum dapat menyampaikan nilai kontraknya,” ungkap Leonardus.
Manajemen Indika Energy sebelumnya menyampaikan perseroan akan menginvestasikan US$108 juta khusus untuk pembangunan terminal penampungan minyak tersebut. Fasilitas itu diharapkan dapat menyeimbangkan pendapatan perseroan dari sektor coal dan noncoal. Perseroan memastikan belanja modal 2019 akan lebih besar dari tahun lalu yang sebesar US$162 juta.
Leonardus menyebut investasi fuel storage sebesar US$108 juta tersebut akan bersumber dari kombinasi pinjaman dan dana internal perseroan. Baru-baru ini, perseroan baru saja mengantongi pinjaman dari tiga bank senilai total US$75 juta.
Dana yang diperoleh dari ICICI Bank Ltd., MUFG Bank Ltd., dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. tersebut akan digunakan perseroan untuk beberapa keperluan seperti pengembangan bisnis anak perusahaan, sekaligus pembangunan tempat penyimpanan bahan bakar.
“Sesuai dengan keterbukaan informasi tanggal 2 Januari 2019, kami mendapatkan pinjaman yang sebagiannya akan digunakan untuk pembangunan fuel storage ini,” ungkap Leonardus.
Hingga 30 September 2018, INDY membukukan pendapatan sebesar US$2,18 miliar, meningkat 213,81% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu (yoy) yang sebesar US$694,67 juta.
Pada periode tersebut, perseroan membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$112,17 juta, meningkat 37,87% secara yoy dari posisi US$81,36 juta.