Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Megapower Makmur (MPOW) Jajaki 2 Proyek Pembangkit Listrik

Emiten energi PT Megapower Makmur Tbk. (MPOW) menjajaki akuisisi dua proyek pembangkit listrik di sektor energi terbarukan. Ke depannya, perusahaan akan fokus ekspansi Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM).
Direksi, Komisaris dan jajaran manajemen PT Megapower Makmur Tbk. berfoto bersama seusai pencatatan perdana saham emiten yang bergerak di bidang pembangkitan tenaga listrik itu, di Bursa Efek Indonesia, Jakarta,  Rabu (5/7)./JIBI-Dedi Gunawan
Direksi, Komisaris dan jajaran manajemen PT Megapower Makmur Tbk. berfoto bersama seusai pencatatan perdana saham emiten yang bergerak di bidang pembangkitan tenaga listrik itu, di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (5/7)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten energi PT Megapower Makmur Tbk. (MPOW) menjajaki akuisisi dua proyek pembangkit listrik di sektor energi terbarukan. Ke depannya, perusahaan akan fokus ekspansi Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM).

Head of business operation Megapower Makmur Bambang Wijanarko menyampaikan, perseroan tengah menjajaki akuisisi dua proyek energi baru dan terbarukan (EBT). Salah satu proyek berlokasi di Sulawesi Selatan.

“Kami berkonsentrasi untuk bisnis di bidang EBT. Pada dasarnya ada potensi beberapa proyek, tetapi kami fokus dua [proyek] dahulu,” tuturnya kepada Bisnis, pekan lalu.

Sebelumnya perseroan juga menjajaki akuisisi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) di Aceh. Namun setelah melakukan due diligence, proyek tersebut membutuhkan belanja modal yang terlalu besar dibandingkan perkiraan awal.

Kebutuhan kabel untuk distribusi terlalu panjang sehingga proyek dianggap tidak prospektif dari sisi bisnis. Oleh karena itu, perseroan mengurungkan rencana akuisisinya.

Saat ini, MPOW mengoperasikan pembangkit listrik dengan total daya 34,2 MW. Perinciannya, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 30 MW yang tersebar di Sumatera, dan 4,2 MW adalah PLTM Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Untuk proyek di tempat lain, sambung Bambang, perseroan juga melihat peluang mengakuisisi. Namun demikian, proses studi kelayakan membutuhkan waktu yang cukup panjang sekitar 3 tahun. 

Corporate Secretary Megapower Makmur Arif Abdillah Aldy menuturkan, MPOW akan semakin fokus ke bisnis EBT karena prospek bisnis yang lebih menguntungkan dibandingkan PLTD. Kebijakan dan regulasi pemerintah juga lebih mendukung pengembangan EBT dibandingkan energi dari solar.

Dari sisi tarif misalnya, PLTD kini dipatok sekitar US$8 sen per kilo Watt hour (kWh) dari sebelumnya US$25 sen per kWh. Padahal, dari sisi nilai belanja modal, PLTD dan PLTM cenderung membutuhkan dana yang hampir serupa. 

“Dengan capex yang sama, PLTM lebih menguntungkan dari sisi bisnis. Makanya kami akan lebih fokus ke situ. Ini juga sesuai dengan konsentrasi kebijakan pemerintah,” paparnya.

Sepanjang 2018, permintaan listrik PLTD dari PLN cenderung mengalami penurunan, karena pemerintah mengarahkan pengurangan konsumsi solar. Hal ini turut menekan pendapatan Megapower Makmur.

Pada 11 bulan pertama 2018, pendapatan MPOW mencapai Rp54,89 miliar, turun 13,86% year-on-year (yoy) dari sebelumnya Rp63,73 miliar. Laba bersih juga terkoreksi menuju Rp2,94 miliar dibandingkan Januari—November 2018 sebesar Rp11,25 miliar.

Head of finance Megapower Makmur Andre Martinus menambahkan, sampai akhir 2018 diperkirakan pendapatan perseroan terkoreksi 10%—12% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2019, kinerja keuangan diperkirakan membaik seiring dengan peningkatan permintaan listrik.

“Penurunan kinerja keuangan juga disebabkan kerugian selisih kurs, karena investasi pembangkit listrik menggunakan dolar AS untuk pinjaman,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper