Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah Melemah ke 14.499, Mayoritas Mata Uang di Asia Tertekan

Kurs jual ditetapkan Rp14.571 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.427 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp146.
Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Kamis (20/12/2018) di level Rp14.499 per dolar AS, melemah 119 poin atau 0,83% dari posisi Rp14.380 pada Rabu (18/12).

Kurs jual ditetapkan Rp14.571 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.427 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp146.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 56 poin atau 0,39% ke level Rp14.495 per dolar AS pada pukul 11.17 WIB.

Nilai tukar rupiah sebelumnya dibuka terdepresiasi 0,45% atau 65 poin di level Rp14.504 per dolar AS, setelah pada perdagangan Rabu (19/12) ditutup menguat 62 poin atau 0,43% ke level Rp14.439 per dolar AS.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.494-Rp14.517 per dolar AS.

Rupiah melemah di saat mayoritas mata uang lainnya di Asia juga terdepresiasi, pelemahan rupiah hanya berada di bawah won Korea Selatan yang memimpin pelemahan mata uang di Asia dengan depresiasi 0,59%.

Sementara itu, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, terpantau melemah 0,055 poin atau 0,06% ke level 96,980 pada pukul 11.18 WIB.

Sebelumnya, indeks dolar AS dibuka melemah 0,05% atau 0,048 poin ke level 96,987, setelah pada akhir perdagangan Rabu (19/12), indeks dolar ditutup melemah 0,07% atau 0,069 poin ke level 97,035.

Dilansir Reuters, dolar AS bergerak stabil pada perdagangan Kamis (20/12/2018) setelah Federal Reserve mempertahankan sebagian arah kenaikan suku bunga lebih lanjut pada tahun depan sehingga mengempaskan harapan investor untuk prospek kebijakan yang lebih dovish.

Seperti yang telah diperkirakan, The Fed mengerek suku bunga acuannya (Fed Funds Rate/FFR) sebesar 25 basis poin (bps) ke kisaran 2,25%-2,50% dalam pertemuan kebijakan moneter yang berakhir Rabu (19/12). Ini adalah langkah penaikan keempat kalinya sepanjang 2018.

Namun pasar terkejut oleh komitmen The Fed untuk mempertahankan inti dari rencananya dalam pengetatan kebijakan moneter.

Sementara itu, proyeksi terbaru yang dirilis pada hari yang sama menunjukkan para pembuat kebijakan memperkirakan dua kali penaikan suku bunga pada 2019 dan satu kali penaikan pada 2020.

Ini berbeda dengan proyeksi sebelumnya pada September yang mengindikasikan tiga penaikan suku bunga tahun depan dan satu kali penaikan pada tahun berikutnya.

"Investor telah bersiap untuk yang terburuk, dari tidak ada kenaikan suku bunga hingga perbedaan pendapat dan perubahan dalam penilaian risiko," kata Kathy Lien, managing director strategi valas di BK Asset Management, seperti dikutip Reuters.

"Dan sementara ada sedikit perubahan dalam pernyataan dan penurunan perkiraan pertumbuhan dan inflasi, perubahan ini tidak signifikan seperti yang diharapkan pasar," lanjutnya.

 

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)               

20 Desember

14.499

19 Desember

14.380

18 Desember

14.523

17 Desember

14.617

14 Desember

14.538

SumberBank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper