Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah Ditetapkan 14.523, Rupiah Pimpin Penguatan Kurs di Asia

Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Selasa (18/12/2018) di level Rp14.523 per dolar AS, menguat 94 poin atau 0,64% dari posisi Rp14.617 pada Rabu (12/12).
Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Selasa (18/12/2018) di level Rp14.523 per dolar AS, menguat 94 poin atau 0,64% dari posisi Rp14.617 pada Rabu (12/12).

Kurs jual ditetapkan Rp14.450 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.596 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp146.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat 98 poin atau 0,68% ke level Rp14.481 per dolar AS pada pukul 11.15 WIB.

Nilai tukar rupiah mulai melanjutkan penguatannya dengan dibuka terapresiasi 0,13% atau 19 poin di level Rp14.561 per dolar AS, setelah pada perdagangan Senin (17/12) mampu ditutup rebound dengan penguatan tipis 1 poin atau 0,01% ke level Rp14.580 per dolar AS.

Sepanjang perdagangan siang ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.480-Rp14.561 per dolar AS.

Rupiah menguat paling tajam di Asia, memimpin pergerakan positif mayoritas mata uang lainnya. Penguatan rupiah disusul rupee India yang terapresiasi 0,43% dan yen Jepang yang menguat 0,28%.

Sementara itu, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, terpantau melemah 0,05 poin atau 0,05% ke level 97,050 pada pukul 11.05 WIB.

Sebelumnya, indeks dolar AS dibuka menguat 0,03% atau 0,032 poin ke level 97,132, setelah pada akhir perdagangan Senin (17/12), indeks dolar ditutup melemah 0,35% atau 0,343 poin ke level 97,100.

Dilansir Reuters, dolar AS masih berada di bawah tekanan karena pasar menantikan rapat Federal Reserve di tengah spekulasi itu bahwa bank sentral AS tersebut akan memberikan jeda pada siklus pengetatan moneter dalam menghadapi meningkatnya risiko terhadap pertumbuhan global.

"Kami mengharapkan kenaikan dovish oleh Fed. Data belum cukup menggembirakan bagi bank sentral untuk tidak menaikkan (suku bunga) pada bulan Desember," kata Rodrigo Catril, analis valas senior di NAB, seperti dikutip Reuters.

Pejabat senior The Fed, termasuk Gubernur Jerome Powell, baru-baru ini menjadi lebih berhati-hati tentang pandangan kebijakan yang menggarisbawahi pergeseran sentimen pasar menyusul meredanya ekspansi ekonomi global.

"Fokus setelah pertemuan Desember adalah semata-mata pada bagaimana data AS mengalir. The Fed tidak akan berada dalam mode pilot otomatis lagi," ungkap Catril.

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)               

18 Desember

14.523

17 Desember

14.617

14 Desember

14.538

13 Desember

14.536

12 Desember

14.577

SumberBank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper