Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pegatron Siap Investasi US$1 Miliar di Batam

Perakit iPhone, Pegatron Corporation siap melakukan investasi hingga US$1 miliar atau sekitar Rp14,5 triliun di Batam, Indonesia.
iPhone XR/apple.com
iPhone XR/apple.com

Bisnis.com, JAKARTA- Perakit iPhone, Pegatron Corporation siap melakukan investasi hingga US$1 miliar atau sekitar Rp14,5 triliun di Batam, Indonesia.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan Pegatron akan masuk dengan menggandeng PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN). Menurutnya, perakit iPhone masuk ke Indonesia karena beberapa hal, pertama, karena ekonomi domestik cukup kuat dan kedua, adanya perang dagang antara Amerika Serikat dan China, sehingga investor membutuhkan negara yang memiliki fundamental yang cukup kuat seperti Indonesia.

"Tahap pertama sekitar US$1 miliar. Kita tunggu saja sampai mereka masukkan ke BKPM," ungkapnya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Kamis (13/12/2018).

Airlangga menambahkan, ada beberapa industri yang juga berencana memindahkan pabrik ke Indonesia, seperti industri sepatu yang melirik pembangunan pabrik di Jawa Tengah , lalu ada juga industri elektronik, tekstil, pakaian dan ada beberapa industri baja tambahan yang akan dibangun di Morowali. "Itu tentu mereka melihat peluang, dengan menggeser investasi dari China ke Indonesia, seperti yang dilakukan Lotte Chemical Titan," tambahnya.

Dalam catatan Bisnis, Pegatron lebih memilih bekerjasama dengan perusahaan lokal dan menyewa pabrik ketimbang membangun fasilitas baru. Alasannya, untuk memastikan produksi bisa dilakukan sesegera mungkin. Rencananya perusahaan akan mempekerjakan 8.000 hingga 10.000 pekerja.

Pemerintah menilai, industri komponen telepon pintar menjadi salah satu target yang menarik. Saat ini, Batam tengah mencoba menciptakan ekosistem industri telepon pintar dengan menggaet industri komponen, sehingga tercipta rantai pasok yang utuh.

Saat ini regulasi untuk mendukung misi tersebut tengah didiskusikan di pemerintah pusat. BP Batam bersama HKI tengah mendorong agar regulasi terkait Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dirubah dari hanya 30% dinaikan menjadi 40%.

Menurut catatan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan perakitan elektronik terbesar kedua di dunia ini memindahkan sebagian produksinya karena beberapa poduk yang dibuat di Tiongkok akan dikenakan pajak tambahan apabila diekspor ke Amerika Serikat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper