Bisnis.com, JAKARTA — Emiten infrastruktur telekomunikasi PT Gihon Telekomunikasi Indonesi Tbk. Tbk. memprediksi laba bersih perseroan akan tumbuh pada kisaran 8% sepanjang tahun ini karena didukung oleh perluasan menara dan kolokasi perseroan.
Direktur Keuangan Gihon Telekomunikasi Indonesia Monika Ferolina menyampaikan bahwa perseroan secara konsisten melakukan penambahan jumlah sites menara dan kolokasi. Selain itu, banyak penagihan yang dilaksanakan pada kuartal III/2018 lalu.
“Kalau dilihat selama kuartal III/2018 saja, penambahan sites bersih dan kolokasi kami mencapai total 22 unit. Faktor ini mendorong pertumbuhan kami selama periode tersebut,” ungkap Monika di Jakarta akhir pekan lalu.
Hingga semester I/2018, perseroan tercatat menambah 63 penyewaan yang terdiri dari 38 new sites dan 25 unit kolokasi.
Monika menjelaskan bahwa pada kuartal III/2018, perserooan juga memperoleh pendapatan yang cukup besar dari penyewaan sites dan kolokasi yang sudah lama berjalan. Pendapatan dari recurring income tersebut turut meningkatkan pendapatan konsolidasi perseroan sepanjang tahun berjalan.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, emiten dengan sandi GHON tersebut membukukan pendapatan sebesar Rp79,67 miliar, meningkat 17,58% dibandingkan dengan pencapaian pada periode sama tahun sebelumnya (yoy) senilai Rp67,76 miliar.
Dengan pendapatan perseroan yang meningkat double digit, beban lain-lain entitas yang dikendalikan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. tersebut mencapai Rp2,98 miliar, melonjak 2.048,4% pada kuartal III/2018 secara yoy.
Perseroan membukukan laba bersih periode berjalan mencapai Rp23,15 miliar, meningkat 8,21% secara yoy dibandingkan Rp21,39 miliar. Hingga akhir tahun, Monika menyebut perseroan mempertahankan pertumbuhan laba bersih stabil pada kisaran 8%.
Direktur Utama Gihon Telekomunikasi Indonesia Rudolf Nainggolan menyampaikan pada tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan moderat dengan mempertahankan kolokasi di level 1,4 kali pada menara-menara perseroan.
“Pertumbuhan di tingkat moderat itu memang sudah kami prediksikan dan pengembangan bisnis kami sudah berjalan sesuai rencana,” ungkap Rudolf.
Adapun, Gihon Telekomunikasi Indonesia menargetkan dapat menambah 67 menara baru sepanjang tahun ini, atau meningkat 15% dari total menara yang dimiliki perseroan per akhir tahun lalu yaitu 443 unit.
Untuk dapat berinvestasi pembangunan menara, perseroan menggunakan dana yang diperoleh perusahaan dari penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO), ditambah dengan kas internal perusahaan.
Sebanyak 67 menara tersebut menyebar di beberapa daerah di Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Adapun, perseroan membelanjakan rata-rata Rp1 miliar untuk pembangunan satu unit menara. (Dara Aziliya)