Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Mentah Tergelincir, Batu Bara Newcastle Ditutup Melemah

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif Januari 2019 ditutup melemah 0,53% atau 0,55 poin di level US$103,30 per metrik ton.
Warga mengamati kapal tongkang batu bara yang kandas dan patah menjadi dua akibat diterjang gelombang besar di perairan pantai Ujung Kareng, Lhoknga, Aceh Besar, Aceh, Senin (30/7/2018)./ANTARA-Ampelsa
Warga mengamati kapal tongkang batu bara yang kandas dan patah menjadi dua akibat diterjang gelombang besar di perairan pantai Ujung Kareng, Lhoknga, Aceh Besar, Aceh, Senin (30/7/2018)./ANTARA-Ampelsa

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara Newcastle ditutup melemah pada akhir perdagangan kemarin, Rabu (5/12/2018), di tengah pelemahan harga minyak mentah

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif Januari 2019 ditutup melemah 0,53% atau 0,55 poin di level US$103,30 per metrik ton.

Harga batu bara Newcastle sempat dibuka di zona merah degan pelemahan yang sama di posisi US$103,30 per metrik ton, setelah pada perdagangan sebelumnya, Selasa (4/12), ditutup menguat 0,53% atau 55 poin ke level US$103,85.

Di sisi lain, harga batu bara di bursa ICE Rotterdam untuk kontrak Februari 2019 ditutup menguat 0,25 poin atau 0,29% ke level US$86,20 per metrik ton.

Sejalan dengan harga batu bara, harga minyak mentah melemah setelah OPEC dan sejumlah produsen minyak mentah (OPEC+) mengakhiri tahap pertama pembicaraan formalnya tanpa menyepakati besaran batas pasokan baru.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Januari berakhir turun 36 sen di level US$52,89 per barel di New York Mercantile Exchange, penurunan pertama dalam tiga hari terakhir.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Februari ditutup turun 52 sen di level US$61,56 per barel di ICE Futures Europe exchange di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan lebih tinggi US$8,44 dibandingkan WTI untuk bulan yang sama.

Dilansir Bloomberg, Arab Saudi, Rusia, dan negara anggota lain dari kelompok OPEC+ merekomendasikan pemotongan produksi, tetapi belum mampu menyepakati besaran pengurangan tersebut.

Sementara itu, dengan berlanjutnya pembicaraan OPEC pada Kamis (6/12) di Wina, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terus menyuarakan keinginannya tentang pembatasan produksi minyak.

“Pertanyaan besarnya adalah, jika tercapai kesepakatan, berapa volume yang akan diumumkan ke pasar,” kata Harry Tchilinguirian, kepala strategi pasar komoditas di BNP Paribas.

“Saya pikir kita akan melihat adanya kesepakatan karena itu menguntungkan bersama semua produsen yang tergabung dalam OPEC+.”

 

Pergerakan harga batu bara kontrak Januari 2019 di bursa Newcastle

Tanggal                                    

US$/MT

5 Desember

103,30

-0,53%

4 Desember

103,85

+0,53%

3 Desember

103,30

-0,15%

30 November

103,45

+1,12%

29 November

102,30

(+1,44%)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper