Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Susut 14,98%, Timah (TINS) Kantongi Laba Bersih Rp255,54 Miliar per September 2018

Dalam 9 bulan pertama 2018, PT Timah Tbk. membukukan laba bersih Rp255,54 miliar, turun 14,98% dari raihan Januari-September 2017 yang mencapai Rp300,57 miliar.
Aktivitas bisnis inti PT Timah/Antara-Maha Eka Swasta
Aktivitas bisnis inti PT Timah/Antara-Maha Eka Swasta

Bisnis.com, JAKARTA--Dalam 9 bulan pertama 2018, PT Timah Tbk. membukukan laba bersih Rp255,54 miliar, turun 14,98% dari raihan Januari-September 2017 yang mencapai Rp300,57 miliar.

Dalam keterangan resmi yang dipublikasikan Kamis (29/11/2018), Sekretaris Perusahaan Timah Amin Haris Sugiarto menuturkan perusahaan mengantongi pendapatan usaha sebesar Rp6,8 triliun pada 9 bulan pertama 2018. Nilai tersebut meningkat 2,73% year-on-year.

Penjualan logam timah mendominasi pendapatan emiten berkode saham TINS itu dengan kontribusi sebesar 90,94%. Selain itu, penjualan produk hilir (tin chemical) dan rumah sakit berkontribusi masing-masing 5,27% dan 2,23% terhadap total pendapatan anak usaha PT Inalum (Persero) itu.

Berdasarkan data perseroan, beban pokok perseroan pada Januari--September 2018 naik 4,58% menjadi Rp5,72 triliun. Namun, lanjutnya, penurunan harga bahan bakar jelang akhir tahun merupakan angin segar yang akan berdampak positif terhadap profitabilitas TINS.

Hingga September 2018, TINS mengantongi laba bersih Rp255,54 miliar, turun 14,98% secara tahunan.

Di sisi operasional, perseroan memproduksi bijih timah sebanyak 26.393 ton pada 9 bulan 2018. Volume tersebut naik 10,6% secara tahunan.

Adapun, volume penjualan timah perseroan turun 6,55% yoy menjadi 20.174 ton. Pada 9 bulan 2018, harga jual rata-rata logam timah sebesar US$20.789 per ton.

Selain menjual produk tin ingot sebagai komoditas utama, TINS juga memproduksi tin chemical 3.402 ton dan tin solder 969 ton di PT Timah Industri yang berlokasi di Cilegon, Banten.

Di sisi belanja modal, TINS telah menyerap dana Rp793 miliar. Dana tersebut antara lain dikucurkana untuk mesin dan instalasi sekitar 20,06% peralatan eksplorasi, penambangan dan produksi 1,36%, dan 78,58% untuk pembelian tanah, bangunan, peralatan pengangkutan, peralatan kantor dan perumahan, serta aset dalam penyelesaian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper