Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PROYEK ADHI & WIKA: LRT & Kereta Cepat Jalan Terus

PT Adhi Karya (Persero) Tbk. dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. dipastikan dapat melanjutkan pengerjaan proyek masing-masing yang berada di ruas jalan tol Jakarta-Cikampek.
Foto udara proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung di perkebunan teh Maswati, Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (6/2/2018)./ANTARA-Raisan Al Farisi
Foto udara proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung di perkebunan teh Maswati, Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (6/2/2018)./ANTARA-Raisan Al Farisi

Bisnis.com, JAKARTA— PT Adhi Karya (Persero) Tbk. dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. dipastikan dapat melanjutkan pengerjaan proyek masing-masing yang berada di ruas jalan tol Jakarta-Cikampek.

Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto mengatakan telah melakukan rapat koordinasi di Kementerian Perhubungan. Dari situ, dihasilkan beberapa keputusan terkait pekerjaan light rail transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek).

Budi menyebut bahwa Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah memberikan arahan kepada PT Jasa Marga (Persero) Tbk. untuk mendayagunakan construction management. Hal itu untuk mengatur tahapan pekerjaan kontraktor sehingga dapat meminimalisasi pengaruh kemacetan.

“Tidak ada pemberhentian pekerjaan LRT,” ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (22/11).

Dia menjelaskan, aktivitas LRT terdapat di enam titik. Adapun, pekerjaan tersebut yakni long span Cikunir, long span Kali Bekasi, feeding point 13+400, Stasiun Cikunir, Staisun Bekasi Barat, dan Stasiun Bekasi Timur.

Untuk long span Kali Bekasi, sambungnya, akan selesai pada pertengahan Desember 2018. Selanjutnya, long span Cikunir akan selesai pada 15 Maret 2019.

Di sisi lain, Budi mengatakan pelaksanaan pembangunan stasiun akan dilaksanakan dengan menggunakan crane 250 ton di lahan luar tol. Oleh karena itu, pekerjaan tersebut diklaim tidak akan menggangu aktivitas tol.

Dia menambahkan bahwa rapat koordinasi di Kementerian Perhubungan meminta agar semua pihak memegang kesepakatan jadwal. Selain itu, Adhi Karya diminta membuat jadwal aktivitas yang mengganggu lalu lintas jalan tol.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, progres pelaksanaan pembangunan prasarana LRT Jabodebek Fase I telah mencapai 48,5% sampai dengan awal November 2018. Pekerjaan Fase I direncanakan selesai pada 2019.

Sesuai dengan penugasan pada Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2015 beserta perubahannya, pembangunan LRT Jabodebek Tahap I telah dilakukan sejak 2015 dengan nilai Rp22,8 triliun.

Sementara itu, Direktur Utama Wijaya Karya Tumiyana mengatakan tidak ada penundaan untuk pengerjaan kereta cepat Jakarta—Bandung (KCJB). Saat ini, proses konstruksi dan pembebasan lahan terus dilanjutkan.

“Poinnya tidak ada penghentian, jalan terus. Justru, pekerjaan malah harus di-speed up,” ujarnya saat dikonfirmasi Bisnis.com

Tumiyana mengatakan progres konstruksi proyek KCJB telah mencapai 5% sampai dengan Oktober 2018. Adapun, pembebasan lahan telah mencapai 82,5%.

Seperti diketahui, proyek KCJB serta pengembangan Sentra Ekonomi Koridor Jakarta-Bandung merupakan tindak lanjut dari dikeluarkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 107 tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Api Cepat antara Jakarta dan Bandung pada 6 Oktober 2015. 

KCIC merupakan konsorsium gabungan antara PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dengan kepemilikan 60% dan Beijing Yawan HSR Co. Ltd. 40%. Adapun, PSBI beranggotakan WIKA dengan komposisi penyertaan 38%, PT Kereta Api Indonesia (Persero) 25%, PT Perkebunan Nusantara VIII 25%, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 12%.

Pekerjaan tersebut rencananya berlangsung selama 36 bulan kalender kerja untuk pekerjaan konstruksi dan diharapkan beroperasi pada 2021. Lingkup pekerjaan WIKA dalam konsorsium yakni struktur, arsitektur, mekanikal dan elektrikal, serta lansekap.

Adapun, KCJB akan menghubungkan empat stasiun yakni Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar. Total nilai investasi proyek ini mencapai US$6,071 miliar dengan pendanaan 75% bersumber dari China Development Bank (CDB) dan 25% dari ekuitas pemegang saham KCIC, yaitu PSBI dan Beijing Yawan HSR Co. Ltd. 

Diberitakan Bisnis.com sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut akan menghentikan sementara pengerjaan LRT Jabodebek dan KCJB di ruas tol Jakarta-Cikampek. Pasalnya, pembangunan yang dilakukan bersamaan dinilai menjadi penyebab kemacetan di jalur tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper