Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Limpahan Pasokan Minyak AS Kembali Tekan Harga Minyak

Harga minyak kembali memasuki zona merah setelah cadangan minyak AS tercatat membengkak ke level tertinggi sejak Desember tahun lalu sehingga memicu kekhawatiran akan kelebihan pasokan global. Namun, pertemuan OPEC akan membatasi penurunan harga.
Harga minyak naik/Ilustrasi
Harga minyak naik/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak kembali memasuki zona merah setelah cadangan minyak AS tercatat membengkak ke level tertinggi sejak Desember tahun lalu sehingga memicu kekhawatiran akan kelebihan pasokan global. Namun, pertemuan OPEC akan membatasi penurunan harga.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) pada perdagangan Kamis (22/11) mengalami penurunan 0,63 poin atau 1,15% menjadi US$54 per barel dan mengalami penurunan 6% secara year-to-date (ytd).

Adapun, harga minyak Brent mengalami penurunan 0,48 poin atau 0,76% menjadi US$63 per barel dan tercatat turun 5,30% sepanjang 2018 berjalan.

Data dari Energy Information Administration (EIA) AS menujukkan bahwa cadangan minyak komersil AS mengalami lonjakan hingga 4,9 juta barel menjadi 446,91 juta barel pada pekan lalu. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi sejak Desember tahun lalu.

Produksi minyak mentah AS juga tetap bertengger di level rekor mencapai 11,7 juta barel per hari.

Anais di pialang PVM Tamas Varga, mengatakan bahwa tren pasar masih dalam zona bearish. Hal yang masih menjadi perhatian adalah keputusan yang mungkin dibuat oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada Desember.

“Akankah mereka melakukan pemangkasan, dan apabila benar, berapa jumlahnya?” ungkap Varga, dikutip dari Reuters, Kamis (22/11/2018).

Negara-negara anggota OPEC saat ini tengah mengkhawatirkan kemungkinan kelebihan pasokan yang akan semakin menarik harga lebih rendah lagi. Akan tetapi, pengekspor terbesar OPEC Arab Saudi juga dalam tekanan AS untuk mencegah harga menjulang lagi.

Selain itu, pasar minyak juga kini tertekan oleh pelemahan pasar saham di Asia karena investor mengkhawatirkan perlambatan pertumbuhan ekonomi global bersama dengan kemungkinan kenaikan suku bunga AS dan tensi dari perang dagang.

Perdagangan minyak mentah diperkirakan akan terhenti hingga Senin (26/11) karena libur Thanksgiving pada Kamis (22/11) di Amerika Serikat.

Hasil minyak AS juga akan segera menuju ke pasar dengan hambatan yang terjadi di saluran pipa AS kemungkinan sudah bisa tertasi pada pertengahan 2019 mendatang. Kenaikan produksi minyak AS sudah melampaui kapasitas transportasi untuk mengirimkan pasokan ke pasaran.

Untuk mengatasi kelebihan pasokan, OPEC mempertimbangkan akan melakukan pemangkasan produksi dalam pertemuan yang akan digelar pada 6 Desember, eskipun anggota OPEC Iran diperkirakan akan menolak penurunan produksi secara sukarela.

Rusia, salah satu sekutu OPEC, juga belum menunjukkan tanda akan mengikuti program pemangkasan produksi.

“Ketika ada pembicaraan soal pemangkasan produksi, Rusia kemungkinan akan ikut menyepakati program tersebut. Namun, yang menjadi kekhawatiran adalag bahwa tidak semua bagian dari OPEC bisa mematuhi kesepakatan tersebut,” tutur William O’Loughlin, analis investasi di Rivkin Securities Austria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper