Bisnis.com, JAKARTA – Emiten produsen plastik kemasan terintegrasi PT Panca Budi Idaman Tbk. memprediksi penjualan perseroan sepanjang tahun ini dapat meningkat 20%. Volume tersebut lebih tinggi target awal perseroan yang sebesar 12%.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten dengan sandi PBID tersebut membukukan kenaikan pendapatan sebesar 24,88% pada periode yang berakhir 30 September 2018, ke level Rp3,17 triliun dari sebelumnya Rp2,54 triliun.
Sekretaris Perusahaan Panca Budi Idaman Lukman Hakim menyampaikan jika melihat rekam historisnya, permintaan kuartal IV biasanya akan meningkat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Oleh karena itu, perseroan optimistis dengan capaian hingga akhir tahun.
“Target kami hingga akhir tahun tetap 12%. Namun, kalau lihat hingga kuartal III/2018, penjualan naik sekitar 25%, jadi ada kemungkinan sampai akhir tahun penjualan minimum kami 20%,” ungkap Lukman di Jakarta, Senin (5/11).
Lukman mengatakan hingga September 2018, kapasitas produksi perseroan mencapai 87.772 ton atau telah 97,52% dari target kapasitas produksi total yang dipatok perseroan yaitu 90.000 ton. Sebagai catatan, permintaan PBID per tahun dapat mencapai di atas 100.000 ton, tetapi perseroan melakukan outsource ke perusahaan lain.
Adapun, PBID membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp247,46 miliar, meningkat 47,39% dari Rp167, 89 miliar. Kenaikan laba bersih tersebut ditolong oleh kenaikan pada penjualan dan efisiensi biaya, di mana gross profit margin perseroan menjadi 15,01% dari yoy 14,42%.
Margin laba bersih perseroan pun ikut terkerek ke level 7,96% per September 2018, dibandingkan 6,71% yoy. Kenaikan margin laba tersebut didorong oleh efisiensi biaya produksi sejak perseroan meningkatkan kapasitas pabrik di Jawa Tengah.
Lukman optimistis target produksi dapat mencapai 90.000 ton hingga akhir tahun. Salah satu alasannya adalah substitusi kantong plastik yang belum banyak dan harganya lebih mahal. Penyebaran kantong plastik lebih luas dan harganya lebih murah.
“Selian itu, pelanggan kami kebanyakan dari pasar tradisional. Dengan program revitalisasi pasar, bisnis plastik akan tetap prospektif,” ujar Lukman.
Adapun, hingga kuartal III/2018, PBID telah menyerap belanja modal sebesar Rp40 miliar di mana Rp20 miliar digunakan untuk belanja pembangunan pabrik yang sedang dibangun perseroan di Johor, Malaysia. Pabrik tersebut direncanakan beroperasi awal 2019. Sisanya Rp20 miliar untuk penambahan mesin perseroan.
Hingga akhir tahun, perseroan memprediksi belanja modal akan mencapai Rp45 miliar. Di sisi lain, meski optimistis dapat tumbuh minimal 20% pada penjualan tahun ini, perseroan mematok target pertumbuhan penjualan pada 2019 hanya sebesar 15%.