Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Naik ke Level Tertinggi dalam 16 Bulan

Indeks dolar Amerika Serikat (AS) bergerak di kisaran level tertingginya dalam 16 bulan pada perdagangan pagi ini, Rabu (31/10/2018), didorong spekulasi bertambah kuatnya ekonomi AS dan berlanjutnya kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve.
Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks dolar Amerika Serikat (AS) bergerak di kisaran level tertingginya dalam 16 bulan pada perdagangan pagi ini, Rabu (31/10/2018), didorong spekulasi bertambah kuatnya ekonomi AS dan berlanjutnya kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang utama di dunia naik 0,01% atau 0,012 poin ke level 97,023 pada pukul 10.40 WIB.

Indeks dolar melanjutkan penguatannya setelah berakhir menguat 0,45% atau 0,432 poin di posisi 97,011 pada perdagangan Selasa (30/10), meskipun sempat tergelincir ke zona merah saat dibuka terkoreksi 0,028 poin atau 0,03% di level 96,983 pagi tadi.

Dilansir Reuters, penguatan dolar AS didukung data ekonomi AS yang lebih kuat dari ekspektasi serta memburuknya fundamental untuk mata uang euro.

Data consumer confidence AS meningkat ke level tertingginya dalam 18 tahun pada Oktober, sebagian besar didorong kuatnya pasar tenaga kerja. Hal ini serta merta menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang kuat dapat bertahan dalam waktu dekat.

Data tersebut mengikuti rilis data pekan lalu yang menunjukkan bahwa ekonomi AS melambat lebih rendah dari ekspektasi pada kuartal ketiga.   

Sebaliknya, data ekonomi dari Eropa mengecewakan para analis ketika ekonomi zona euro tumbuh kurang dari yang diharapkan pada kuartal ketiga.

Nilai tukar euro pun lanjut turun 0,03% ke US$1,1342, setelah berakhir melemah 0,25% di US$1,1345 pada perdagangan Selasa (29/10).

Turut menopang dolar AS, nilai tukar yen lanjut melemah 0,10% atau 0,11 poin ke 113,23 yen per dolar AS pada pukul 10.51 WIB, setelah ditutup dengan pelemahan 0,66% atau 0,74 poin di posisi 113,12 kemarin.

Langkah The Fed untuk tetap di jalur pengetatannya akan digarisbawahi lebih lanjut oleh ekspektasi bahwa Bank of Japan (BOJ) akan membiarkan kebijakannya yang longgar dalam pertemuannya hari ini.

BOJ diperkirakan akan mengisyaratkan kesiapannya untuk mempertahankan program stimulus besar-besaran untuk saat ini, saat friksi perdagangan global dan keresahan pasar keuangan menghantui prospek ekonomi.

“Kami tidak mengharapkan adanya kejutan dari pertemuan BOJ hari ini. Mereka sangat mungkin untuk mengulangi kembali pesan bahwa mereka akan tetap bersabar terkait dengan kebijakan akomodatif,” kata Sim Moh Siong, pakar strategi mata uang di Bank of Singapore, seperti dikutip Reuters.

Posisi indeks dolar AS                                                                        

31/10/2018

(Pk. 10.40 WIB)

97,023

(+0,01%)

30/10/2018

97,011

(+0,45%)

29/10/2018

96,579

(+0,23%)

26/10/2018

96,359

(-0,33%)

25/10/2018

96,679

(+0,25%)

 

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper