Bisnis.com, JAKARTA — Calon emiten PT Superkrane Mitra Utama menyampaikan bahwa penurunan harga penetapan penawaran umum saham perdana disesuaikan dengan permintaan calon investor jangka panjang.
Corporate Secretary Superkrane Mitra Utama Eddy Gunawin menyampaikan, dalam masa penawaran umum, perseroan memberikan harga menawaran Rp900—Rp1.260. Namun, tingkat permintaan dari investor jangka panjang sangat tinggi sehingga menetapkan harga IPO di level Rp700.
“Officially, book building Superkrane di level 900-1260. Dalam proses book runners kami melihat demand investors long hold buyer position sangat tinggi sehingga harga 700 merupakan representasi harga book runners pasar yang sebenarnya,” tuturnya kepada Bisnis, Senin (1/10/2018).
Perubahan harga juga mempertimbangkan penilaian valuasi harga saham di bursa regional dan kinerja saham perusahaan sejenis di pasar sekunder. Perseroan pun turut melihat faktor kondisi pasar modal saat melakukan penawaran.
Dalam melaksanakan IPO, perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 300 juta saham atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor sehingga potensi dana yang diraih sebesar Rp210 miliar. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek PT UOB Kay Hian Sekuritas.
Sebelumnya, masa penawaran umum direncakan akan berlangsung pada 18—21 September 2018. Namun, dalam prospektus perseroan, tertulis periode penawaran umum pada 2—5 Oktober 2018. Tanggal pencatatan saham di bursa juga mundur menjadi 11 Oktober 2018 dari rencana awal 28 September 2018.