Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Pekerjaan AS Bantu Bursa Jepang Akhiri Rentetan Pelemahan

Bursa saham Jepang berhasil mematahkan rentetan pelemahannya pada akhir perdagangan hari ini, Senin (10/9/2018), didorong rilis data pekerjaan di Amerika Serikat (AS) yang menutupi isu negatif terbaru tentang perdagangan.
Bursa saham Tokyo, Jepang.
Bursa saham Tokyo, Jepang.

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang berhasil mematahkan rentetan pelemahannya pada akhir perdagangan hari ini, Senin (10/9/2018), setelah rilis data pekerjaan di Amerika Serikat (AS) yang menutupi isu negatif terbaru tentang perdagangan.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix berakhir rebound 3,30 poin atau 0,20% di level 1.687,61, setelah berakhir di zona negatif selama tujuh sesi perdagangan berturut-turut sebelumnya. 

Padahal, Topix sempat melanjutkan koreksinya ketika dibuka turun 0,23%% atau 3,95 poin di level 1.680,36. Pada perdagangan Jumat (7/9), Topix ditutup turun 0,48% di posisi 1.684,31.

Berdasarkan data Bloomberg, dari 2.099 saham pada indeks Topix, 1.197 saham di antaranya menguat, 806 saham melemah, dan 96 saham stagnan.

Saham Nippon Telegraph & Telephone Corp. dan Daikin Industries Ltd. yang masing-masing naik 2,35% dan 2,10% menjadi pendorong utama atas rebound Topix pada akhir perdagangan hari ini.  

Sejalan dengan Topix, indeks Nikkei 225 ditutup rebound 0,30% atau 66,03 poin di level 22.373,09, kenaikan pertama dalam tujuh akhir sesi perdagangan, setelah dibuka dengan pelemahan 0,24% atau 53,41 poin di posisi 22.253,65.

Saham Terumo Corp. (+3,39%), Daikin Industries Ltd. (+2,10%), dan Eisai Co. Ltd. (+2,65%) mendongkrak pergerakan indeks Nikkei 225 hari ini.

Dilansir dari Bloomberg, Presiden AS Donald Trump menyatakan siap untuk mengenakan tarif terhadap barang-barang asal China senilai US$267 miliar. Nilai ini melebih rencana yang diusulkan sebelumnya untuk pengenaan tarif terhadap impor senilai US$200 miliar dari China.

Di sisi lain, laporan pekerjaan untuk bulan Agustus menunjukkan sehatnya pasar tenaga kerja AS. Hal ini mengindikasikan tanda-tanda inflasi yang dapat memuluskan jalan bagi dua kenaikan suku bunga lebih lanjut tahun ini.

“Inflasi AS, yang dapat sedikit mengkhawatirkan bagi Amerika, merupakan hal plus untuk ekuitas Jepang karena mengindikasikan pertumbuhan ekonomi yang solid dan dapat membawa melemahnya yen,” ujar Shoji Hirakawa, kepala strategi global di Tokai Tokyo Research Institute, seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper