Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Samsung & SK Hynix Tekan Indeks Kospi

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Kospi ditutup melemah 0,18% atau 4,16 poin ke level 2.287,61, setelah sebelumnya juga dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,13% atau 2,97 poin ke level 2.288,80.
Samsung/Reuters
Samsung/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Kospi Korea Selatan kembali ditutup melemah pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (6/9/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Kospi ditutup melemah 0,18% atau 4,16 poin ke level 2.287,61, setelah sebelumnya juga dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,13% atau 2,97 poin ke level 2.288,80.

Sebanyak 273 saham menguat, 444 saham melemah, dan 63 saham stagnan dari 780 saham yang diperdagangkan di indeks Kospi pada akhir perdagangan hari ini. Adapun pada perdagangan kemarin, Rabu (5/8/2018), indeks Kospi ditutup merosot 1,03% atau 23,95 poin ke level 2.291,77.

Dilansir Bloomberg, saham Samsung Electronics Co. dan SK Hynix menjadi penekan utama terhadap pelemahan indeks Kospi pada perdagangan hari ini.

Saham Samsung ditutup melemah 1,07% ke level 46.100 won per lembar saham, sedangkan saham SK Hynix melemah 1,5% ke level 78.800 won per lembar saham.

Secara sektoral, 10 dari 19 sektor pada indeks Topix melemah, dengan tekanan terbesar dari sektor garmen yang turun 1,09%, disusul sektor peralatan elektronik yang melemah 1,03%.

Pergerakan indeks Kospi sejalan dengan bursa saham di Asia yang tergelincir di tengah terguncangnya kepercayaan investor oleh gejolak di pasar emerging markets dan kegelisahan atas eskalasi perang perdagangan AS-China.

Investor masih bersikap wait and see menjelang berakhirnya periode konsultasi publik pada rencana pemerintahan Trump untuk memberlakukan tarif pada tambahan barang impor China senilai US$200 miliar yang berakhir hari ini.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Rabu bahwa AS belum siap untuk mencapai kesepakatan atas sengketa perdagangan dengan China tetapi dia mengatakan pembicaraan akan terus berlanjut.

"Eskalasi perang perdagangan AS-China mungkin akan segera terjadi, waktunya agak tidak jelas dan ini membenarkan kehati-hatian bahkan mengingat adanya pelemahan (dolar AS)," kata analis JPMorgan, seperti dikutip Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper