Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ancaman Trump Tekan Bursa Asia, Peso Argentina & Lira Turki Melemah

Kabar bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump siap memacu perang dagang serta menerapkan lebih banyak tarif terhadap impor China menekan bursa saham Asia pada perdagangan pagi ini, Jumat (31/8/2018).
bursa asia
bursa asia

Bisnis.com, JAKARTA – Kabar bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump siap memacu perang dagang serta menerapkan lebih banyak tarif terhadap impor China menekan bursa saham Asia pada perdagangan pagi ini, Jumat (31/8/2018).

Dilansir dari Reuters, indeks MSCI Asia Pacific selain Jepang turun 0,2% pada awal perdagangan hari ini, sedangkan indeks Nikkei Jepang melemah 0,8%.

Pada perdagangan Kamis (30/8), bursa saham Amerika Serikat (AS) mengakhir rentetan penguatannya dalam beberapa hari terakhir, saat pelepasan aset berisiko menjelang libur akhir pekan meningkat akibat memanasnya perselisihan perdagangan antara AS dan China.

Indeks S&P 500 ditutup turun 0,44% atau 12,19 poin di level 2.901,13, indeks Nasdaq Composite turun 0,26% atau 21,32 poin di level 8.088,36, dan indeks Dow Jones Industrial Average berakhir turun 0,53% atau 137,65 poin di level 25.986,92.

Aksi jual meningkat menyusul laporan Bloomberg bahwa Presiden AS Donald Trump siap memberlakukan tarif yang diusulkannya terhadap impor tambahan China senilai US$200 miliar segera setelah periode komentar publik untuk rencana tersebut berakhir pekan depan.

“Sejauh ini, Trump telah melakukan apa yang dia katakan akan dia lakukan,” kata Ayako Sera, ekonom pasar di Sumitomo Mitsui Trust Bank, seperti dikutip Reuters. “Meski ada juga keraguan, perwakilan perdagangan bisa segera muncul dengan tarif baru.”

Dalam wawancara dengan Bloomberg pada Kamis (30/8), Trump juga mengancam untuk menarik diri dari Organisasi Perdagangan Dunia jika "mereka tidak memperbaiki diri”, langkah yang berpotensi akan lebih merusak salah satu dasar dari sistem perdagangan global modern.

Tak hanya itu, Trump mengatakan proposal Uni Eropa untuk menghapus tarif otomotif tidak cukup baik dan menyebut kebijakan perdagangan blok tersebut "hampir sama buruknya dengan China."

Kewaspadaan pasar akibat pergolakan geopolitik pun membantu mengangkat nilai tukar yen yang menguat 0,6% pada Kamis (30/8), kenaikan harian terbesarnya dalam sekitar enam pekan.

Sementara itu, peso, mata uang berkinerja terburuk di dunia tahun ini akibat buruknya kesehatan ekonomi negara tersebut, melemah 10% pada hari yang sama, sekaligus menambah pelemahan month-to-date menjadi 27%.

Bank sentral Argentina dalam pertemuan kebijakan darurat pada Kamis (30/8) memilih dengan suara bulat untuk menaikkan suku bunga acuannya menjadi 60% dari 45%. Namun, langkah tak terduga ini gagal menstabilkan peso.

Adapun lira Turki, yang telah terpukul oleh kekhawatiran atas campur tangan Presiden Tayyip Erdogan dalam kebijakan moneter dan pertikaian diplomatiknya dengan AS, juga merosot ke arah rekor terendah yang disentuh sekitar dua pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper