Bisnis.com, JAKARTA – Emiten produsen ban PT Gajah Tunggal Tbk. mematok pertumbuhan penjualan dan pendapatan pada tahun ini pada rentang 5%—10%, merujuk pada kenaikan permintaan di pasar domestik yang menunjukkan kenaikan.
Corporate Communications & Investor Relations Gajah Tunggal Catharina Widjaja menyampaikan meski kinerja perseroan pada semester I/2018 mengalami tekanan, perseroan optimistis pemulihan permintaan di pasar domestik akan menyokong topline hingga akhir tahun.
“Kenaikan tersebut [pendapatan 2018] kami harapkan terutama dari dalam negeri. Untuk net income kami belum dapat menyampaikan karena berhubungan dengan pergerakan nilai tukar,” ungkap Catharina di Jakarta, Selasa (28/8/2018).
Catharina mengatakan bahwa perseroan terus melakukan penguatan pasar baik lokal maupun ekspor. Di pasar lokal, perseroan memperkuat suplai pada pasar OEM dan replacement, sedangkan di pasar ekspor, emiten dengan sandi GJTL tersebut memperkuat pasar yang sudah ada sekaligus menjajaki negara-negara baru.
Pada semester I/2018, GJTL membukukan nilai penjualan sebesar Rp7,18 triliun naik tipis 0,95% dibandingkan dengan pendapatan perseroan pada semester I/2017 yang sebesar Rp7,25 triliun.
Meski membukukan kenaikan penjualan, perseroan membukukan rugi yang kian membengkak, mencapai Rp93,8 miliar selama semester I/2018, melonjak 127,9% dibandingkan rugi bersih yang diderita perseroan pada semester I/2017 sebesar Rp41,18 miliar.
Catharina menyampaikan dalam 3—4 tahun terakhir, perseroan pun melakukan ekspansi produk ban TBR (Truk dan Bus). Perseroan telah membangun pabrik baru ban TBR dan terus meningkatkan kapasitas produksi.
“Kami sudah mengoperasikan pabrik ban TBR pada 2 tahun lalu. Tahun ini kami menargetkan kapasitas produksi ban menjadi 3.500 per hari. Per hari ini sudah 2.500 ban per hari,” jelas Catharina.
Adapun, GJTL menargetkan pertumbuhan margin keuntungan pada level 16%—19%, dengan EBITDA sebesar US$130 juta. Pada tahun ini, perseroan menggelontorkan belanja modal sebesar US$30 juta—US$40 juta