Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten anyar di sektor perkebunan PT Andira Agro Tbk. mengincar pendapatan Rp500 miliar sampai akhir 2018, seiring dengan proyeksi peningkatan volume penjualan minyak kelapa sawit.
Direktur Independen Andira Agro (ANDI) Vidcy Octroy menyampaikan tahun ini perseroan target tersebut didukung proyeksi kenaikan produksi dan penjualan CPO pada semester II/2018.
"Sampai akhir 2018 diperkirakan penjualan berkisar Rp500 miliar," sebutnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (16/8/2018).
Untuk laba bersih, ANDI membidik marjin 15%-20% dari total pendapatan. Artinya, perusahaan menargetkan laba senilai Rp75 miliar-Rp100 miliar pada tahun ini.
Per Maret 2018, perusahaan membukukan pendapatan Rp72,44 miliar dan laba bersih senilai Rp7,07 miliar.
Saat ini, perseroan mengolah Tandan Buah Segar (TBS) sebanyak 24.000-25.000 ton per bulan. Tingkat ekstraksi minyak atau Oil Extraction Rate (OER) sekitar 21%, dengan rincian TBS perkebunan inti 23% dan TBS perkebunan plasma 16,5%--17,5%.
Direktur ANDI Kahar Anwar menuturkan sekitar 65%-70% produksi CPO perseroan terpenuhi pada Juli-Januari saat cuaca cenderung basah. Dengan demikian, volume produksi pada semester II/2018 diperkirakan meningkat signifikan.
Perusahaan memiliki konsesi lahan seluas 12.172 hektare (ha), dengan perinciannya kebun inti 5.463 ha dan kebun plasma 4.668 ha. Sekitar 65%-70% TBS berasal dari perkebunan plasma.
Usia tanaman perkebunan inti berkisar 5-6 tahun atau umur menuju puncak. Adapun tanaman perkebunan plasma sudah mencapai usia dewasa yakni 9-10 tahun.
Kahar melanjutkan perseroan mengandalkan PKS berkapasitas 40 ton per jam untuk mengolah TBS menjadi minyak kelapa sawit atau CPO. Utilisasinya sudah mencapai 90%-95%, di atas rata-rata utilisasi normal yang sekitar 70%.
Dengan dana hasil penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO), pada awal 2019 perusahaan akan mengembangkan PKS kedua dengan kapasitas 45 ton per jam. Pengembangan pabrik dengan investasi Rp135 miliar ini diharapkan rampung dalam 2-2,5 tahun.
Lokasi PKS baru berdekatan dengan pabrik sebelumnya yang terletak di Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan (Sumsel). Total kapasitas pengolahan TBS nantinya dapat mencapai 45.000-50.000 ton per bulan.
Dana segar yang diperoleh ANDI dari IPO adalah Rp100 miliar. Perseroan melepas 500 juta lembar saham di harga Rp200 pada Kamis (16/8).