Bisnis.com, JAKARTA – China kemungkinan akan memenangkan aturan pajak impor aluminium 10% dari Amerika Serikat yang diberikan ke Rusia.
Saat sejumlah perusahaan aluminium China terhambat oleh tarif sejenis seperti pengekspor logam putih tersebut ke AS, China terlihat lebih menarik apabila ingin meraup keuntungan saat ada kemungkinan konsekuensi tak terduga dari kebijakan yang diberikan AS.
Kebijakan tarif AS terhadap produsen aluminium terbesar Rusia United Co. Rusal, bersamaan dengan pemogokan di operasi tambang alumina dan bauksit Alcoa di wilayah Barat Australia membuat pasar aluminium bergejolak.
Adapun, aksi Trump untuk melipatgandakan tarif ekspor aluminium dari Turki yang membuat pasar menghadapi sedikit defisit pasokan sehingga pasar saat ini lebih khawatir akan risiko gangguan pasokan.
Rusal, yang memproduksi 1,87 juta ton aluminium sepanjang semester I/2018, menjadi pemasok utama, tak hanya ke AS, tetapi juga ke negara lain yang tersebar di seluruh dunia. Perusahaan itu diketahui harus menahan produksi dan hasil pasokannya jika kesepakatan penarikan sanksi AS terhadap perusahaan raksasa itu tidak bisa tercapai.
Pemerintahan Trump telah memberikan keringanan sanksi bagi perusahaan pelanggan Rusal dari AS untuk mengakhiri urusan bisnisnya dengan perusahaan raksasa Rusia itu hingga 23 Oktober.
Apabila tidak ada kesepakatan yang tercapai atau diubah hingga jangka waktu tersebut, pasar aluminium terpaksa harus menghadapi sejumlah gangguan seperti penghentian hasil produksi dari Rusal ke pasar aluminium dunia.
Tarif Trump juga menimbulkan kerugian bagi produsen aluminium AS yang dirancang untuk memberikan bantuan. Alcoa meminta pengecualian tarif karena Rusal mengimpor produk aluminium dalam jumlah signifikan ke fasilitasnya di Kanada.
Alcoa melaporkan pada Juli lalu telh meningkatkan anggarannya sebesar US$14 juta per bulan, sebagian besar karena harus menghadapi tarif yang dikenakan pada impor logam dasar tersebut dari Kanada, pemasok terbesar Alcoa.
Apabila pasokan dari Rusal benar-benar dihentikan dari pasar global, dan jika pemogokan tersebut menimbulkan gangguan pasokan, hanya akan ada sedikit produsen yang dapat meraup keuntungan.
Terkait dengan pernyataan bahwa China menjadi tempat terbaik untuk menjadi pemasok aluminium, produsen aluminium China memang memiliki kapasitas cadangan, dan berasumsi dapat bekerja dengan caranya sendiri meskipun harus mematuhi peraturan antipolusi.
Saat ini China mampu memproduksi logam ringan, yang digunakan dalam pembuatan kaleng minuman dan komponen kendaraan bermotor.