Bisnis.com, JAKARTA--Pelemahan bursa global akibat spekulasi atas penantian kebijakan moneter Bank of Japan (BoJ) terkait kemungkinan perubahan kebijakan moneter untuk mengendalikan kurva imbal hasil, masih menahan laju Indeks Bisnis-27 dan tren Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Indeks Bisnis-27 melemah 1,88 poin ke level 514 pada penutupan 31 Juli 2018. Hal serupa juga terlihat pada IHSG hari ini yang tertahan pada level 5.936 atau melemah 1,51 poin. Kondisi ini berimbas pada aksi beli asing yang tertahan untuk mendorong kedua indeks dalam melanjutkan penguatan.
Sepanjang Juli secara year-to-date Indeks Bisnis-27 dan IHSG masing-masing tekoreksi sebesar 6,59% dan 10,92%. Akan tetapi, kinerja ini masih lebih baik apabila dibandingkan dengan kinerja pada bulan sebelumnya. Sentimen positif pada Juli, datang dari angka inflasi yang terkendali dan stabilisasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang mulai terlihat di tengah nilai Dollar Index yang memang sudah mengalami overvalue.
Hal ini juga menandakan intervensi Bank Indonesia sejauh ini cukup berhasil dengan melakukan bauran kebijakan seperti penaikan suku bunga hingga 50 basis poin pada bulan sebelumnya, intervensi pada pasar valas dan melakukan pembelian SBN saat ada pembalikan modal asing. Selain itu, BI juga melakukan lelang SBI dengan tenor 9 bulan dan 12 bulan yang cukup berimbas pada penguatan mata uang Garuda dan IHSG.
Meskipun demikian, tekanan eksternal seperti spekulasi kenaikan The Fed yang direncanakan empat kali dalam tahun ini semakin menambah pengetatan likuiditas global di tengah bank sentral di banyak negara yang melakukan tight monetary policy. Tidak hanya itu, dampak dari realisasi kebijakan Trump atas pengenaan tarif 25% pada barang impor dari China yang dimulai 6 Juli 2018 cukup menjadi perhatian investor yang berimbas pada kinerja indeks.
Indeks Bisnis-27 & IHSG Pada Valuasi Harga Premium
- Valuasi Indeks Bisnis-27
Tren penguatan Indeks Bisnis-27 kembali terlihat pada semester II/2018 dengan valuasi harga pada forward P/E berada pada 17,1 kali (dengan +1 standar deviasi di atas rata-rata 5 tahun). Indeks Bisnis-27 terbilang memiliki harga premium di atas rata-rata forward P/E sebesar 13,04 kali.
Setelah sempat mengalami fase penurunan sepanjang semester I/2018, saat ini Indeks Bisnis-27 mencoba rebound dengan sebagian besar anggota konstituen yang terdiri dari saham-saham big caps pilihan yang selama ini harga sahamnya sudah cukup terdiskon akibat tekanan eksternal. Investor asing kembali memburu saham-saham big caps dengan fundamental yang cukup baik menjadi pengungkit penguatan Indeks Bisnis-27 sepanjang Juli 2018.
- Valuasi IHSG
Penguatan juga dialami IHSG pada awal paruh kedua tahun ini, harga IHSG memiliki harga premium dengan forward P/E berada pada 20,5 kali (dengan +1 standar deviasi di atas rata-rata 5 tahun). Saat ini IHSG terbilang overvalue dari nilai wajarnya di atas rata-rata forward P/E 5 tahun 12,35 kali.
Penguatan IHSG ini diperkirakan akan terkonfirmasi berlanjut apabila net foreign buy terjadi secara terus-menerus. Namun, sentimen eksternal terutama ekspektasi rencana The Fed yang akan menaikkan suku bunga acuan empat kali dalam tahun ini masih dominan membayangi kinerja Indeks hingga akhir 2018.
Bisnis-27 Index Technical Review
Indeks Bisnis-27 secara teknikal mengalami pulled back bearish trend line dan membentuk pola candlestick bearish harami dengan indikator stochastic pada area jenuh beli. Diperkirakan Indeks Bisnis-27 akan kembali menguat terbatas dengan menguji MA50 sebagai support terdekat di level 508. Indeks Bisnis-27 diperkirakan akan menguat terbatas di rentang 510-524.
Jakarta Composite Index Technical Review
Secara teknikal IHSG juga terlihat mengalami pulled back bearish trend line dan membentuk pola candlestick bearish harami dengan indikator stochastic pada area jenuh beli. Diperkirakan IHSG akan kembali menguat dengan menguji MA50 sebagai support terdekat di level 5.880. IHSG diperkirakan akan mengalami tekanan terbatas di rentang 5.900-6.072.
Indeks Bisnis-27 dan Indeks Lainnya
Sepanjang Juli 2018, hampir seluruh indeks mengalami tekanan kecuali IDX SMC Composite dengan pertumbuhan secara year to date sebesar 3,2%. Sementara itu, Indeks Bisnis-27 terkoreksi sebesar 10,9% (ytd), namun masih lebih unggul dibandingkan indeks LQ-45 dan Sri Kehati Index di mana masing-masing indeks mencatatkan koreksi (ytd) sebesar 13,5% dan 12,9%.
Sektor Pendorong Indeks Bisnis-27
Sepanjang Juli 2018, setidaknya terdapat enam anggota konstituen Indeks Bisnis-27 yang menjadi penopang kinerja indeks yaitu emiten dengan ticker ADRO tumbuh 2,4% (ytd); BBCA tumbuh 6,3% (ytd); CPIN tumbuh 50,7% (ytd); INKP tumbuh 255% (ytd); MYOR tumbuh 53% (ytd); dan PTBA tumbuh 82% (ytd).
Sementara itu, sebanyak 21 anggota konstituen lainnya menjadi penekan Indeks Bisnis-27. Sektor industri dasar dan kimia dan sektor pertambangan yang menjadi penggerak utama IHSG pada sepanjang Juli 2018 juga menjadi sektor yang menopang Indeks Bisnis-27. Emiten dengan ticker INKP mewakili sektor industri dasar dan kimia, sedangkan sektor pertambangan diwakili oleh emiten dengan ticker PTBA.
Monthly Preview
Kinerja Indeks Bisnis-27 bulan depan masih akan dibayangi sentimen eksternal dan konsistensi keberhasilan BI dalam upaya stabilisasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Hal yang akan menjadi perhatian investor saat ini yaitu, reformasi pajak Trump, dealing Brexit, imbas dari dimulainya perang dagang, pengetatan moneter bank sentral, dan tren kenaikan harga minyak mentah. Meskipun Indeks Bisnis-27 masih akan mengalami tekanan berada pada area bearish, kinerja fundamental pada emiten-emiten pilihan Bisnis Indonesia semester II yang akan segera rilis diyakini mampu menahan downtrend lebih dalam.
*) Anida ul Masruroh adalah Analis Bisnis Indonesia Resources Center (BIRC)