Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang digital Bitcoin kembali rebound dan menembus ke atas US$7.500 untuk pertama kalinya pada bulan ini di tengah pembahasan mengenai keamanan dan peraturan yang memberatkan pergerakan harga komoditas itu dalam beberapa waktu belakangan.
Bitcoin tercatat mengalami kenaikan hingga 3,1% pada posisi US$7.543 per bitcoin sesuai data harga komposit Bloomberg, Rabu (18/7). Mata uang digital lainnya seperti Ripple, Ether, dan Litecoin juga menguat.
Meskipun mengalami penguatan, harga bitcoin masih berada dalam level terendah, 60% di bawah posisi tertingginya pada Desember tahun lalu.
Terakhir kali mata uang digital itu di perdagangkan di kisaran US$7.500 per bitcoin pada 8 Juni, sebelum terjebak dalam aksi jual besar-besaran yang menghapuskan nilai bitcoin hingga US$42 miliar di pasar mata uang digital hingga akhir pekan lalu.
Sejumlah peneliti menuturkan bahwa pelemahan harga Bitcoin pada beberapa bulan belakangan ini terjadi karena adanya peretasan di bursa Korea Selatan hingga kekhawatiran adanya penutupan platform perdagangan mata uang digital di China.
Selanjutnya, posisi mata uang digital semakin anjlok setelah ada pengawasan lebih ketat untuk perdagangan di seluruh dunia pada beberapa bulan terakhir seiring dengan kemunculan isu pertukaran mata uang digital berupa pencurian, manipulasi pasar, dan pencucian uang.
Baca Juga
Lembaga CFA Institute tercatat telah melakukan pelatihan kepada 150.000 ahli finansial dengan menambahkan materi tentang mata uang digital dan blockchain untuk kurikulum yang akan mulai diajarkan pada tahun depan.
Directional Movement Index yang menjadi patokan pergerakan harga pada perdaganganBitcoin juga mencatat pergerakan positif untuk pertama kalinya sejak April. Terakhir pergerakan positif itu terjadi, harga Bitcoin menguat 20% lebih dari tiga pekan.
Sentimen bullish pada harga Bitcoin juga menjadi pendorong kenaikan harga mata uang digital itu. Pada Minggu (15/7) BlackRock Inc. telah membentuk tim khusus untuk menginvestigasi sejumlah cara untuk meraup keuntungan dari perdagangan mata uang digital dan blockchain.
CEO BlackRock Inc. Larry Fink mengatakan bahwa perusahaan pengelolaan aset terbesar di dunia itu memberikan pernyataan untuk mendinginkan spekulasi tersebut pada Senin (16/7).
“Saya tidak yakin ada klien yang mencari paparan soal mata uang kripto. Belum pernah saya mendengar seorang klien mengatakan bahwa mereka benar-benar ingin terjun langsung ke perdagangan mata uang kripto,” ujar Fink.