Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil di terus anjlok ke level terendahnya selama lebih dari dua tahun karena permintaan menyusut dan terkena dampak dari perang dagang Amerika Serikat dan China.
Pada perdagangan Kamis (12/7) di Bursa Malaysia Derivatif, tercatat harga CPO mengalami pelemahan 2 poin atau 0,09% menjadi 2.202 ringgit per ton, turun hingga 11,78% selama tahun berjalan. Pada sesi yang sama, harga CPO sempat menyentuh 2.176 ringgit per ton dan tercatat sebagai harga intraday paling rendah selama dua tahun terakhir.
“Permintaan terhadap minyak kelapa sawit menurun, sedangkan produksinya diperkirakan akan mengalami kenaikan,” ujar Rajesh Modi, trader di Sprint Exim, Singapura, dilansir dari Bloomberg, Kamis (12/7/2018).
Modi juga menilai bahwa pelemahan harga CPO itu disebabkan oleh tekanan dari perang dagang antara AS dengan China. Dengan adanya perang dagang tersebut membuat permintaan terhadap komoditas minyak nabati itu mengalami penurunan seiring dengan para investor yang semakin bersikap hati-hati dalam melakukan perdagangan.
Adapun, cadangan minyak kelapa sawit milik Indonesia juga melambung karena adanya kenaikan jumlah produksi. Selain itu, para pembeli CPO dalam jumlah besar seperti India juga terlihat mengurangi jumlah impornya dalam dua bulan belakangan.
“Ada ekspektasi bahwa pasokan CPO Malaysia akan mengalami kenaikan hingga sekitar 7 juta ton pada periode Juli–Agustus,” kata Marcello Cultrera, Manajer Penjualan Institusional Okachi Malaysia, Kuala Lumpur.
Harga CPO Malaysia juga mendapat sentimen bearish dari laporan Malaysian Palm Oil Board yang menunjukkan bahwa jumlah ekspornya anjlok melebihi ekspektasi. Meskipun sudah berupaya mengurangi produksinya selama tiga bulan terakhir, sepertinya tidak sanggup untuk menahan tren bearish.
Laporan resmi Bank CIMB menunjukkan bahwa jumlah persediaan CPO Malaysia diperkirakan akan naik 11% secara month-to-month pada akhir Juli. Hal tersebut juga menambah sentimen negatif pada harga CPO dan membuatnya semakin terpuruk.
Harga komoditas minyak nabati lain, yang berkaitan erat dengan perdagangan CPO Malaysia, minyak kedelai justru mengalami kenaikan tipis pada perdagangan Kamis (12/7).
Tercatat harga minyak kedelai Chicago Board OF Trade (CBOT) terkerek tipis 0,04 poin atau 0,14% menjadi US$28,86 sen per bushel dan selama tahun berjalan masih mencatatkan penurunan sebanyak 14,36%.
Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan bahwa harga minyak kedelai premium dengan CPO hingga sekitar US$91 per ton, turun dibandingkan dengan premium sebesar US$97 per ton pada periode yang sama tahun lalu.