Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Ancam Tarif Impor, Harga Minyak Anjlok

Harga minyak pada Senin memperpanjang kemerosotan dari akhir pekan lalu setelah China mengancam tarif pada impor minyak Amerika dalam kenaikan ketegangan perdagangan dengan Washington, sementara pasokan dari OPEC dan Rusia juga diperkirakan naik.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Harga minyak pada Senin memperpanjang kemerosotan dari akhir pekan lalu setelah China mengancam tarif pada impor minyak Amerika dalam kenaikan ketegangan perdagangan dengan Washington, sementara pasokan dari OPEC dan Rusia juga diperkirakan naik.

Pada perdagangan Senin (18/6/2018) pukul 14.22 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) anjlok 1,54% atau 1 poin menjadi US$64,06 per barel dan sempat menyentuh US$63,59 per barel dari penutupan perdagangan sebelumnya, level terendah sejak April.

Adapun harga minyak Brent futures turun 0,49% atau 0,36 poin menjadi US$73,08 per barel.

"Harga minyak anjlok setelah tensi perdagangan China dan Amerika Serikat naik pafa Jumat pekan lalu," ujar Benjamin Lu, anggota pialang berjangka Phillip Futures di Singapura, dikutip dari Reuters, Senin (18/6/2018).

Dalam naiknya perselisihan pada defisit perdagangan AS dengan sejumlah rekanan utamanya, termasuk China, Presiden AS Donald Trump pada pekan lalu maju dengan tarif berat pada impor China senilai US$50 miliar, dimulai pada 6 Juli mendatang.

China pada Jumat mengatakan akan melakukan pembalasan dengan menjatuhkan pajak bagi produk ekspor Amerika, termasuk minyak mentah.

"Beijing telah melakukan pembalasan, dengan posisinya sebagai pengimpor utama dari AS. Peraturan hukuman pada perdagangan bilateral tersebut membuat investor kebingungan karena pasti akan merugikan pertumbuhan ekonomi global," kata Lu.

Bank AS Morgan Stanley mengatakan kepada para kliennya bahwa perselisihan perdagangan berarti akan membawa risiko kerugian.

Ekspor minyak AS melonjak dalam dua tahun terakhir diiringi oleh produksi yang juga melonjak, dengan China menjadi pelanggan terbesar untuk pengiriman minyak mentah Amerika yang saat ini bernilai US$1 miliar per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper