Bisnis.com, JAKARTA—Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries) diprediksi akan menyetujui peningkatan produksi pada rapat OPEC yang digelar di Wina.
OPEC dan sejumlah negara sekutuakan menggelar rapat pada 22-23 Juni.
Satu bahasan yang paling ditunggu adalah terkat kesinambungan kesepakatan pembatasan pasokan yang telah diberlakukan 18 bulan lalu dengan tujuan mengerek harga minyak di pasar global yang saat itu mengalami tekanan.
Sementara itu, saat ini sejumlah kalangan produsen minyak sudah siap untuk mengerek produksinya.
Survei Bloomberg atas 18 analis dan pedagang memerkirakan akan ada kesepakatan untuk meningkatkan output ketika dalam pertemuan OPEC di Wina.
"Saya pikir kita akan melihat OPEC-plus setuju untuk meningkatkan output pada pertemuan tersebut," kata Warren Patterson, ahli strategi komoditas ING Bank NV seperti dikutip Bloomberg, Rabu (13/6/2018).
Sementara itu, negara yang tergabung dalam OPEC memproduksi lebih banyak minyak pada Mei sebelum pertemuan Wina, seperti dikutip Antara, Rabu (13/6/2018).
Produksi minyak mentah OPEC meningkat sebesar 35.000 barel per hari pada Mei dibandingkan dengan April, setelah berbulan-bulan produksi minyaknya rendah. Jumlah total produksi minyak OPEC mencapai 31,87 juta barel per hari pada Mei.
Arab Saudi, penghasil minyak terbesar di OPEC, adalah penyumbang terbesar untuk peningkatan produksi, memompa lebih dari 85.500 barel per hari pada Mei dibandingkan dengan April.
Pagu produksi OPEC adalah 32,5 juta barel per hari, yang telah berlangsung selama lebih dari satu tahun untuk memangkas persediaan minyak mentah global.
OPEC mengadakan pertemuan di Wina pada 22 Juni untuk membahas batas atas atau pagu produksi minyak untuk beberapa bulan mendatang.