Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Ekspor Aluminium China Menuju Level Tertinggi Selama 3,5 Tahun

Ekspor aluminium China diprediksi meningkat pada Mei ke level tertingginya dalam 3 tahun setelah harga logam itu naik karena sanksi Amerika Serikat terhadap produsen aluminium terbesar Rusia dan pemasok terbesar di luar Asia United Rusal Co.
Mutiara Nabila
Mutiara Nabila - Bisnis.com 10 Juni 2018  |  20:37 WIB
Ekspor Aluminium China Menuju Level Tertinggi Selama 3,5 Tahun
Pekerja melakukan pengecoran produk aluminium di pabrik milik Hyamn Group, di Cirebon, Jawa Barat, Rabu (25/4/2018). - JIBI/Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA – Ekspor aluminium China diprediksi meningkat pada Mei ke level tertingginya dalam 3 ½ tahun setelah harga logam itu naik karena sanksi Amerika Serikat terhadap produsen aluminium terbesar Rusia dan pemasok terbesar di luar Asia United Rusal Co.

Ekspor aluminium murni dan olahan total berjumlah 485.000 metrik ton, tertinggi sejak Desember 2014, dibandingkan dengan jumlah 40.000 ton pada April dan 460.000 ton pada periode yang sama tahun lalu.

Pengiriman logam tersebut naik 13% ke rekor terbarunya sejumlah 2,21 juta ton pada lima bulan pertama tahun ini.

Smelter China mendorong pengiriman ke luar negerinya setelah AS menjatuhkan sanksi ke Rusal pada 6 April yang mengganggu rantai pasokan global dan mendorong harga aluminium di London ke level tertingginya dalam tujuh tahun.

“Ekspor, yang selama ini didorong oleh pelebaran premium di London Metal Exchange dan Shanghai, diperkirakan akan tertekan oleh kebijakan anti-dumping AS pada pertengahan kedua 2018,” ujar Jackie Wang, analis CRU Group di Beijing, dikutip dari Bloomberg, Minggu (10/6/2018).

Untuk logam lainnya, tercatat ekspor baja China juga menguat pada bulan lalu menjadi 6,88 ton, tertinggi sejak Juli 2017, memberi tanda bahwa rekor produksi baja China telah melebar ke pasar dunia. Meskipun demikian, pengirimannya pada lima bulan pertama 2018 turun 16%.

Sementara itu, He Xiaohui, analis Antaike Information and Development Co. mengatakan bahwa impor tembaga murni dan olahan China naik menjadi 475.000 ton pada Mei, terbanyak sejak Desember 2016, setelah pelanggan melakukan pembelian tembaga kepingan dalam jumlah yang lebih sedikit setelah China melakukan pembatasan impor sebagai bagian dari upayanya untuk mengurangi polusi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

aluminium

Sumber : Bloomberg

Editor : Pamuji Tri Nastiti

Artikel Terkait



Berita Terkini

back to top To top