Bisnis.com, JAKARTA--Emiten kontraktor tambang PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) akan merevisi bujet belanja modal 2018 sebesar US$200 juta--US$225 juta
Direktur Keuangan Delta Dunia Makmur Eddy Porwanto menyampaikan, untuk meningkatkan kinerja operasional, perusahaan mengalokasikan belanja modal sejumlah US$200 juta-US$225 juta pada 2018. Jumlah itu naik dari realisasi tahun lalu sebesar US$186 juta.
"Tapi bujet 2018 belum mencakup proyek di Bayan, sehingga akan kami revisi. Target kontrak US$7 miliar [pada 2018] juga sudah dicapai, nilai juga diperkirakan naik," tuturnya, Kamis (24/5/2018).
Baca Juga
Pada Mei 2018, anak usaha DOID, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), menandatangani kontrak jasa pertambangan dengan PT Indonesia Pratama (IPR), anak perusahaan PT Bayan Resources Tbk. (BYAN). IPR memiliki cadangan batu bara yang tinggi di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Kontrak dengan IPR bernilai sekitar Rp14 triliun atau setara dengan US$1 miliar. Perkiraan pengerjaan ialah pengupasan lapisan penutup 287 juta bank cubic meter (bcm), 96 juta ton produksi batu bara, dan pengangkutan batu bara 95 juta ton.
Per Maret 2018, perusahaan merealisasikan belanja modal sejumlah US$73 juta. Mayoritas sumber pendanaan capex 2018 berasal dari kas internal, sedangkan pihak eksternal hanya sedikit.